Ji An'an diseret ke sebuah ruangan, lalu mendorongnya hingga membuatnya terjatuh di atas sofa. Ji An'an merintih sambil menggosok pergelangan tangannya yang kesakitan karena ditarik dengan kasar.
Kemudian Beiming Shaoxi membungkukkan badannya, dengan aura seorang raja, ia mengusap bibir lembut Ji An'an dengan ibu jarinya.
Ia terus mengusap-usap bibir Ji An'an dengan lembut, ekspresi wajahnya tampak dominan. Perlahan ia membuat suasana menjadi semakin intim.
Sambil meletakkan jari di dalam mulutnya, Beiming Shaoxi berkata dengan dingin, "Jilat."
Atas dasar apa ia menyuruh Ji An'an untuk menjilat? Tatapan mata Ji An'an tampak tajam dan ia dengan sengaja menggigit jari Beiming Shaoxi dengan keras.
Beiming Shaoxi menahan giginya dengan tangan yang lain dan menyipitkan matanya, "Jika kamu ingin menjadi wanitaku, setidaknya belajarlah untuk menyenangkan aku dulu."
Ji An'an melepaskan jari Beiming Shaoxi dari gigitannya. Ketika ia baru saja hendak berbicara, tiba-tiba Beiming Shaoxi langsung membuka kancing celananya.
Melihat tindakannya yang seperti itu, seketika wajah Ji An'an langsung berubah jijik…
"Kamu tidak ingin menjilat jari, karena kamu ingin menjilat ini, kan?"
Ji An'an mengeluh dengan emosi, "Apa kamu tahu kegagalan terbesar yang pernah Tuhan lakukan? Yaitu menciptakanmu!"
Beiming Shaoxi melihat pipi kecilnya yang memerah… dan ia kembali teringat dengan kejadian pada malam itu…
"Kegagalan Tuhan adalah membiarkanmu memiliki kekurangan yaitu sebuah lubang, dan aku... kebetulan yang mengisi lubang itu."
Mendengar maksud perkataan Beiming Shaoxi, pipi Ji An'an tampak semakin memerah.
Apa yang ia lakukan saat ini sangat berbeda dengan rumor yang beredar tentang dirinya yang mengatakan bahwa ia tidak suka main dengan wanita karena sikapnya yang dingin, jelas-jelas tadi ia marah dan merasa terganggu!
"Aku tetap khawatir kamu tidak bisa mengisinya karena terlalu pendek!"
"Apa kamu tahu di mana ini?" Beiming Shaoxi mendekatkan bibirnya pada telinga Ji An'an, dengan napasnya yang panas ia berkata, "Ini daerah kekuasaanku".
Beiming Shaoxi masih berani bersikap sombong padanya?
Ji An'an seketika putus asa, "Lepaskan aku…"
Beiming Shaoxi tidak pernah peduli dengan wanita yang dekat dengannya, tapi Ji An'an berbeda…
"Kamu berani mempertanyakan kemampuan seksualku, aku harus membuktikannya!"
Tangannya mengusap bahu Ji An'an dengan obsesif.
Tangan Beimeng Shaoxi yang besar memainkan daerah sekitar dada Ji An'an dengan sedikit kasar, "Lumayan, sangat lembut."
"Itu semua hanya bantalan dada saja, dan sebenarnya keadaannya sangat buruk…" Jawab Ji An'an cemas, "Aslinya seperti balon yang bocor selama satu setengah bulan…"
Beiming Shaoxi, "....."
"Seperti membiarkan jeli mengering selama beberapa hari…" Ji An'an membuka matanya lebar-lebar dan memperlihatkan wajah yang jujur dan tulus.
Beiming Shaoxi tetap tidak ingin melepaskannya dan tangannya terus memainkan payudara Ji An'an, "Mau aku memeriksanya?"
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, dan Nanny Porti memasukan kepalanya ke dalam ruangan sembari berkata, "Tuan, Tuan Besar sedang mencari Nona Ji."
Ji An'an langsung merasa lega, ia pun mendorong Beiming Shao Xi, dan langsung kabur.
Perilaku pria macam ini, jika wajahnya jelek ia disebut serampangan, jika tampan biasanya disebut dominan.
Melihat sosok wanita itu bergegas kabur dan melarikan diri dari belakang, Beiming Shaoxi pun memejamkan matanya sambil membayangkan sesuatu.
Kemudian ia pun menjilat jari yang tadi masuk ke mulut Ji An'an, dan sudut mulutnya melengkuk menunjukan pesona yang licik...
....
Ji An'an berjalan menelusuri koridor dan mengusap bibirnya dengan marah.
Ia sudah memiliki Gu Nancheng di dalam hatinya dan tidak akan menikah dengan orang lain.
Walaupun Beiming Shaoxi benar-benar sangat tampan…
Di ujung koridor, Kakek Beiming menunggunya sambil memegang tongkat berkepala berlian, seorang pria tua yang mengenakan tuksedo berwarna hitam.
Ji An'an terkejut, ia menarik napas panjang saat melihat wajah kakek itu…
Setengah tahun yang lalu, ia melihat lelaki tua itu terbaring di taman yang ada di tengah jalan, tubuhnya kejang-kejang. Dan akhirnya ia pun membantunya membelikan obat dan membantunya minum obat juga.
"Nona Ji, aku sudah lama menunggumu. Ayo, cepat kemarilah." Kakek berkata dengan gembira.
....
Beiming Shaoxi saat itu masih berdiri di depan jendela, wajahnya tampak dingin dan angkuh.
Ia mengenakan jas lengan panjang yang dibordir dengan lambang keluarga Beiming.
Setiap jendela yang ada di ruangan itu memiliki tirai besar, tirai itu terbuka dan di bawah cahaya bulan yang bersinar terang tampak taman bunga yang ada di halaman depan rumah.
Ia membuka ponsel, dan sebuah video menunjukan wajah Ji An'an provokatif.
[Maafkan aku. Aku takut kamu harus pergi ke langit untuk menemukannya.]
Gelas wine bergetar ringan, seketika ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi sombong.
Sudut mulut Beiming Shaoxi tanpa sadar tersenyum dengan licik, dan penuh dengan ketertarikan…
'Ji An'an, Aku akan mengingatmu.'