Ji An'an terlelap di dalam kegelapan yang sangat panjang, sama sekali tidak mendapat mimpi seperti telah tertidur lelap dan tidak bisa bangun lagi.
Wanita ini seperti seorang bayi yang masih berada di dalam rahim ibunya yang gelap.
Ibu, bunuh aku saja… aku tidak ingin hidup…
Ji An'an dengan menderita memohon, hanya merasa sekujur tubuhnya sangat sakit.
Lukanya perlahan-lahan sudah mulai terinfeksi dan membuatnya jatuh pingsan selama beberapa hari dan malam. Ia selalu mengigau dalam penderitaan.
Terkadang, ia juga sering minta maaf, memohon ampun, menyesal, dan terkadang menjerit sambil memohon.
Begitu susah hidupnya, ia lebih bersedia untuk mati.
"Sudah bangun?" Tanya seorang pria dengan suara yang serak dan tegang.
Ji An'an perlahan-lahan membuka mata yang tampaknya habis menangis hingga bengkak berwarna merah. Kondisi matanya ini seperti dua buah persik yang baru matang. Lagi pula selama tertidur, dirinya tidak hentinya menangis.