…...
Ji An'an masuk ke komplek kecil dengan kedua kaki yang lemah.
Ponselnya tiba-tiba berdering, dan ketika ia menerima panggilan tersebut ia baru tahu bahwa yang meneleponnya itu adalah Beiming Yechen. Kemudian ia pun langsung menutup teleponnya. Namun tidak lama kemudian Beiming Yechen menelepon lagi. Ia benar-benar sangat tidak tahu malu!
"Beiming Yechen, aku sangat sibuk sekarang!"
"Kakekku sangat merindukanmu dan ingin lebih mendengar suaramu. Bagaimana kalau kamu mengatakan beberapa patah kata yang enak didengar untuknya?"
Ji An'an membuka pintu dan sebenarnya saat ini ia sedang tidak ingin banyak berbicara, "Saat ini aku benar-benar sangat sibuk. Aku akan bicara dengan Kakek nanti malam boleh tidak?"
Beiming Yechen melirik Kakek Beiming, seketika ekspresi wajah Kakek tua itu langsung cemberut lagi, kemudian ia batuk-batuk dengan perasaan kecewa dalam hatinya.
"Begini saja, ceritakan pada Kakekku sebuah cerita, kemudian aku akan melepaskanmu."
"Dulu ada sebuah gunung, di gunung tersebut ada sebuah kuil, di kuil ada kamu, tidak ada aku…" Setelah berkata seperti itu, Ji An'an langsung menutup teleponnya.
Beiming Yechen saat itu masih memegang ponselnya dan belum menanggapi apa-apa.
Kakek tua itu sudah tertawa terbahak-bahak…
Beiming Shaoxi baru saja akan memasuki ruang pasien VIP setelah dibukakan pintu oleh Steve, ia sangat terkejut dengan suara tawa kakek yang menggelegar.
Tawa Kakek Beiming langsung terhenti, setelah kembali sadar bahwa ia harus berpura-pura menjadi pasien. Kemudian ia menjatuhkan diri lagi di atas tempat tidur sembari berkata, "Dadaku terasa sesak, dan itu sangat tidak nyaman... Ye Chen... cepat ceritakan... cerita yang baru saja… diceritakan An'an… pada Shaoxi… sekali lagi…"
Pasien yang sudah sekarat, tapi masih ingat dengan ceritanya…
"Kak, aku hampir tidak bisa makan lagi dan lambungku sebentar lagi akan sebesar sapi, dan Kakek masih tidak makan sesuap nasi pun. Kata dokter, jika keadaan ini terus berlanjut, bahkan jika infus nutrisinya dipasang, tidak akan bertahan lama…"
Kakek sengaja batuk-batuk, dan napasnya tersengal-sengal. Ia berpura-pura seolah-olah suaranya terdengar sangat lemah.
Wajah Beiming Shaoxi mengernyit saat ia membuka ponselnya dan menerima beberapa foto Ji An'an yang sedang menampar empat pengawal.
"Ya ampun! Apa yang terjadi?" Beiming Yechen menyambar ponselnya, dan melihat foto-foto itu satu per satu——
Sebelum Ji An'an menghajar para pelayan itu, ia sengaja mengusap abu hitam di tanah, dan menampar wajah setiap pengawalnya hingga meninggalkan bekas yang terlihat sangat nyata.
"Gadis desa kabur untuk menghajar orang? Bukankah kalian makan di hotel Nepal?"
[Tuan, kami telah memeriksanya, dan orang yang membawa Nona Ji adalah pengawal keluarga Sen...] Ini adalah berita dari anak buahnya yang sudah sangat terlambat.
Beiming Shaoxi telah menyelesaikan masalah ini, dan bawahannya baru saja melapor kejadian itu kepadanya!
Jika telat sedikit saja, mungkinkah Ji An'an sudah dikubur hidup-hidup oleh keluarga Sen?
Kakek itu langsung tersadar dan ia bergegas untuk duduk dengan tegak, "Siapa yang membawa An'an kita pergi?"
Beiming Shaoxi melepas jaketnya lalu melemparkannya ke sandaran kursi, setelah itu ia pun duduk di sofa yang memiliki motif seperti kulit harimau. Sikap Beiming Shaoxi saat ini tampak sangat dingin.
Kakek memakai kacamata baca dan mengamati foto dengan seksama, "Apakah itu keluarga Sen? Putri sulung atau putri bungsu? Shaoxi, mengapa kamu tidak pergi ke sana, An'an sedang diintimidasi, dan kamu masih bisa duduk santai di sini?!"
Beiming Yechen menarik sudut bibirnya dan ia pun tersenyum sembari berkata, "Kedua gadis dari keluarga Sen sangat senang denganmu, Kakek tidak menyukainya?"
"Sampai kapan pun mereka tidak akan diterima menjadi tamu di rumah!" Kakek merasa sangat kesal ketika memikirkan Ji An'an telah ditindas. Ia menegakkan wajahnya lalu mendengus kencang dari kedua lubang hidungnya.
"Semua setuju." Beiming Yechen mengirimkan foto-foto itu ke ponselnya.
"Apa yang kamu lakukan? Mau menghalangi kakek supaya tidak bisa melihat foto-foto itu."
"Mau aku simpan sebagai souvenir."
"Kirim satu foto juga ke ponsel Kakek….."
Setelah hening sejenak, Kakek Beiming menghancurkan remote control AC, "Kapan kamu akan menikah dengannya? Mau menunggu aku sampai berubah menjadi abu?"
"Besok." Beiming Shaxi berbalik, dan terlihat senyum misterius dari sudut mulutnya.
Baru saja mereka berpisah, dan ia sudah merindukan aromanya. Ini benar-benar pengalaman yang aneh.
Beiming Shaoxi ingin Ji An'an selalu ada dalam genggamannya, dan ia tidak membiarkan siapapun mendambakannya. Ia ingin memberinya ruang untuk membuat sesuatu keributan di istana surgawi, meskipun nanti Ji An'an akan lelah dan kehilangan sayapnya.
Suatu hari nanti Beiming Shaoxi pasti akan menjadi tua, dan berubah menjadi orang yang sangat membosankan.