Ji An'an mengerutkan keningnya, matanya sedikit terkulai lalu melihat kancing tembaga yang terukir pedang kematian pada mansetnya.
Matanya fokus dengan serius lalu berteriak, "Ternyata kamu!"
Pria bertopeng perak itu tampak agak membeku dan segera mengangkat bibirnya tersenyum. Ia pun lanjut berkata, "Kita memang pernah bertemu."
Ya, kejadian saat tragedi pada tiga tahun yang lalu... darah itu mengikis ingatan Ji An'an.
Ji An'an tersenyum dengan pahit, "Mengapa tidak langsung membunuhku saja? Aku sama sekali tidak ada gunanya untukmu!"
"... sebaliknya, kamu sekarang justru sangat berguna untukku."
"Aku tidak akan menurutimu. Walaupun harus mati, aku juga tidak akan bekerja untuk seorang iblis." Ji An'an sengaja membuatnya marah.