"Ayah mati untuk apa?" tanya Devian dengan begitu entengnya.
Devian sebenarnya menanyakan hal ini untuk meminta alasan kenapa Ayahnya berani mengucapkan kalimat yang seperti itu.
"Kesalahan kamu sudah dibayar oleh kematian pacar kamu, sekarang yang punya kesalahan adalah Ayah."
Ardian sekarang berusaha untuk membalikkan keadaan. Ardian tidak mau kalau dirinya harus terus terjebak di dalam kalimatnya sendiri.
Devian menggelengkan kepalanya. "Gak, Ayah gak punya salah sama Vian."
Devian merasa kalau Ayahnya tidak mempunyai salah kepada dirinya, maka Ayahnya tidak perlu membayar kesalahan itu dengan sebuah kematian.
Devian kembali mengarahkan pistol itu ke arah dirinya. Ardian juga melakukan hal yang sama. Mereka berebut untuk mengarahkan pistol itu ke arah kepala masing-masing.
DOR!
Suara begitu menggelegar di dalam ruangan ini, peluru di dalam pistol itu keluar dan langsung menembus kepala Ardian yang membuat dirinya terjatuh ke lantai.