Ardian memperhatikan gadis yang sekarang berada di depannya. Ardian kemudian melirik ke arah anaknya. Ardian melihat kalau anaknya sekarang juga ikut tegang.
Saat melihat Ayahnya yang melirik ke arahnya, Devian sangat berharap kalau Ayahnya tidak melakukan hal itu. Harapan Devian sekarang sepenuhnya hanya dia gantungkan pada Ayahnya.
"Tembak dia."
Deg!
Setelah mendengar dua kata yang keluar dari mulut orang itu, membuat jantung Peyvitta dan juga Devian berhenti berdetak dalam beberapa saat.
Kalimat itu keluar dan terucap dengan nada bicara yang datar, tapi mampu membuat mereka menegang. Penutup telinga Peyvitta memang dibuka, tapi penutup mata Peyvitta tidak dibuka. Jadi, dirinya tetap tidak bisa melihat orang itu.
Peyvitta tidak tahu siapa saja yang ada di ruangan ini, tapi Peyvitta bisa merasakan kalau di dalam ruangan ini sekarang jumlah orangnya sudah jauh lebih banyak dibandingkan tadi.