"Jadi, apa yang lo mau?" tanya orang itu.
Deru napas orang itu sangat begitu terdengar. Orang itu benar-benar sudah kehabisan kesabarannya saat sedang menghadapi Peyvitta.
"Gue cuma mau bilang kalau lo banci! Lo itu BANCI!" Peyvitta benar-benar menekan kata banci itu. Peyvitta benar-benar sudah sangat kesal kepada orang itu.
Plak
Orang itu sangat merasa begitu kesal saat Peyvitta mengucapkan kalimat seperti itu pada dirinya, sehingga dirinya kembali menampar Peyvitta tanpa disertai dengan sebuah perasaan kasihan.
Peyvitta semakin meringis. Peyvitta merasa kalau pipinya sekarang sudah benar-benar kesakitan, karena mendapatkan dua kali tamparan dari orang itu.
"Apa yang sudah gue ucapkan tidak salah bukan? Lo itu banci. Lo cuma berani nampar gue pas keadaan gue sedang diikat. Di mana gue gak bisa melawan," jelas Peyvitta.
Orang itu menjadi mencengkeram dagu Peyvitta, orang itu menatap Peyvitta dengan tatapan yang penuh dengan rasa kesal. Peyvitta sadar akan hal ini.
