Aku melangkah ke arah kelas sambil sesekali bercanda dengan Reyhan. Tentu banyak yg melihat adegan ini dengan tatapan horor. Ditambal lagi tangan Reyhan yg tidak segan merangkul bahuku bahkan sekarang tangannya sudah pindah ke pinggulku. Seperti sepaasang kekasih bukan ?. Kulihat tatapan marah dari kakak kelas yang bahkan melihatku saja seperti mereke melihat makanan yang siap kapan saja mereka makan. oh shit!!
Reyhan melepaskan tangannya setelah sampai di depan kelasku. Kita memang beda kelas, Aku kelas 11 Mipa1 & Reyhan kelas 11 Mipa3. Reyhan yg tau kita beda kelas langsung merengek meminta ayahnya untuk meindahkan salah satu dari kami agar menjadi satu kelas. Ayahnya tentu saja mengabulkan permintaan anak tungglnya, Tapi aku tolak permintaan itu dengan alasan jika kita harus terbiasa dengan yg lain jika tidak begitu aku akan terus ketergantungan dengan Rey dan aku akan selalu takut menghadapi dunia luar.
Reyhan tau aku selalu di bully waktu SMP dan aku akan mencoba berani melawannya sekarang. alasan itu Reyhan terima dengan syarat aku harus selalu bersamanya ketika istirahat bahkan berangkat dan pulang sekolah pun kita bersama-sama. kadang aku merasa kalau kita anak kembar yang terisah hahaha.
"Gue ke kelas dulu, Belajar yg bener, Perhatiin guru yge ada di depan lo. " selalu saja sama nasehat dia tiap hari.
"Ya ya yaa.... Lo juga, sana ke kelas nanti keburu bell ga bisa sarapan lo" kataku kemudian berlalu. Aku masih melihat dia melangkahkan kakinya menjauh dariku. setelah beberapa langkah dia berbalik dan berlari ke arahku.
"Kenapa Rey ? ada yg tertinggal ?" tanyaku penasaran
Dia tidak menjawab dan masih terus saja mendekat ke arahku, bahkan hembusan nafasnya sangat terasa di wajahku. aku gugup sangattt gugupp, Oh jantungku jangan di tanya lagii, rasanya seperti ingin meletuss.
"Ke..kenapa R..Reyy" tanyaku masih dalam nada gugup
Kemudian dia mendekatkan wajahnya ke samping wajahku dan membisikan
"Terimakasih Sarapannya, Aku tak sabar untuk melahapnya" setelah mengatakan itu dia pun berdiri tegak dan mengelus pucuk kepalaku dengan lembut lalu berbalik meninggalkanku.
Aku merasakan wajahku sudah memerah seperti tomat, dan perutku serasa banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana. Aku pun tersenyum sambil melangkahkan kakiku ke arah mejaku.
"Wajah lo kenapa merah gitu Kei ? Lo sakit?" Tanya dinda
Dia menempelkan salah satu telapak tangannya ke dahiku,karna merasa tidak panas lalu kemudian dia meletakan kedua tangannya ke pipiku turun ke arah leherkuu. Oh astaga tindakannya itu sungguh membuatku risihh. Segera ku tepis kedua tangannya yang sebentar lagi akan turun ke punggungku. Jika orang melihat pasti mereka akan merika jika Dinda akan menciumku.
"Lo apaan sh din ! jijik gue lo grepe grepe" ucapku sengaja dengan nada seperti orang yg mau muntah
"Sialan ! Lo pikir gue lesbi ! Lagian siapa juga yg bakalan nafsu sama lo. Tubuh kurus lempeng gitu, ga ada bagus bagusnya. Nih liat payudara lo bahkan sangat kecil. Lo pake ukuran 34 ya ?" sarkas Dinda membuat seluruh orang yg ada di dalam kelas memandang ke arah kami.
"Astaga Dindaaaa, Sini Lo gue summpel itu mulut lo pake kaos kaki!!"
Merasa nyawanya terancan Dinda langsung lari menjauh dariku. Jadi lah aksi kami kejar kejaran seperti tom and jerry.. Bukanyaa meminta maaf, Dinda malah justru semakin menggodaku dan mengatakan jika aku harus membeli alat pembesar payudara karna payudaraku mirip seperti adiknya yang masih SD. Sungguh jika membunuh itu halal ku lalukan sekarang juga kepada Dinda.
BEl tanda mulai pelejaran di mulai. Dinda berjalan mengarah padaku dan langsung ku kasih tatapan tajam yang mengisaratkan " Lo bakalan mati di tangan gue". Namun Dinda justru semakin menantang membalas tatapanku tak kalah tajam "Lo gak bakalan bisa"
"DINDA DEWI HAMISHH!!!!! KEIRA SENJA BAGASKARAA !!!!mau sampai kapan kalian saling menatap!!! Cepat duduk di kursi kaliam masing masing" ucap pak Agam guru yg terkenal galak
"Gawat Singa mulai ngamuk" kataku
"Bisa jadi santapan sarapannya nanti gue" jawab dinda
"Dia gak bakalah doyan sama lo"
"terus dia doyannya apa ?"
"Dia doyannya cuman gorengan yg di jual sama mba yati di depan, itu loh yang tubuhnya montok kalo di pangan awww bikin pria ngilerr"
Dinda menyeritkan dahi tidak maksud akan arah pembicaraan keira. setelah diam semenit Dinda baru sadar . lantas mereka saling tatap dan kemudian
"HA HA HA HA HA....." aku dan Dinda tertawa keras seolah olah hanya ada kami di dalam kelas
"DINDA DEWI HAMISHH!!!! KEIRAAA SENJA BAGASKARAA!!! KELUAR KALIAN KE LAPANGAN SEKARANG !! DAN HORMAT DI DEPAN TIANG BENDERA SAMPAI PELAJARAN BAPAK SELESAI !!"
"Mampus''ucapku kompak dengan Dinda
Tanpa fikir panjang kami bergerak cepat meninggalkan kelas. Ya begitulah kami walaupun bertengkar tapi kita tidak benar benar bertengkar, setelah beberapa saat kami akan akur kembali seolah olah tidak terjadi apapun sebelumnya..