Chereads / Sepasang Pena / Chapter 2 - Istanbul

Chapter 2 - Istanbul

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi waktu setempat. 12 jam perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya Aruna tiba di tempat tujuannya, Istanbul.

Gadis itu sangat bahagia sekali. Tak percaya jika dirinya bisa menginjakkan kaki di negeri orang, "mudah-mudahan suatu saat bisa menciptakan sebuah karya disini" bisiknya pada diri sendiri.

Kaki nya sudah kembali menginjak daratan. Langkahnya mulai membelah luasnya bandara yang dibersamai oleh rombongan lainnya.

Aruna dan teman-temannya melanjutkan perjalanan untuk menuju dorm menggunakan bis. Perjalanan ditempuh kurang lebih selama satu jam lamanya untuk sampai di tempat tujuan.

Akhirnya bis pun menghentikan laju nya di depan sebuah bangunan berwarna putih gading dengan bangunan bernuansa ala turki modern.

Aruna dan teman-temannya sangat merasa senang karena sudah sampai di tempat tujuan, yang artinya mereka bisa meluruskan punggung dan kaki nya setelah lama tertekuk di perjalanan.

Namun sebelum memasuki kamar masing-masing, Aruna dan teman-temannya diwajibkan untuk registrasi terlebih dahulu sebelum masuk dorm.

Hanya membutuhkan waktu 15 menit akhirnya registrasi pun selesai. Aruna mendapatkan kamar di lantai 2 yang disatu kamarkan dengan kedua teman dari Indonesia.

-------------

Kini aku, Shindy dan Ajeng berjalan menuju lantai 2. Lantai dimana tempat kamar kami berada.

Dengan sisa-sisa tenaga, kami berusaha membawa barang bawaan kami menuju kamar. 15 menit yang kerepotan karena membawa barang-barang untuk sampai di kamar.

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 08.30 waktu setempat.

Badan-badan kami sepertinya sangat butuh untuk diistirahatkan.

"Beres-beresnya nanti saja ya, sepertinya tidak kuat jika harus menyelesaikan semuanya sekarang", aku dan Shindy pun merasakan hal yang sama. Kemudian kami mengangguk kecil tanda setuju.

Di kamar yang tak begitu luas, kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan untuk merapihkan barang-barang dan tata letak kamar kami.

Saat hendak memejamkan mata, pikiran ku teringat akan sesuatu. "Ibuuu!" desisku.

Ah ya! hampir saja aku lupa mengabari ibu jika aku sudah sampai. Ajeng dan Shindy pun terperanjat tiba-tiba saja bangun dari tempat tidur.

"Kenapa Ru?" tanya Ajeng

"Aku lupa mengabari ibu jika aku sudah sampai disini"

"Ah iya aku pun sama" susul Shindy

Kami pun buru-buru berpencar untuk mencari gawai masing-masing.

'Berdering...'

"Assalamu'alaykum"

"Wa'alaykumussalam warahmatullaah" terdengar suara wanita dari sebrang sana.

"Bu alhamdulillaah Aru sudah sampai di dorm"

"Alhamdulillaah kamu sampai dengan selamat, ibu sangat khawatir"

"Iya bu, maaf membuat ibu khawatir. Do'akan saja Aru bu"

"Itu akan selalu ibu lakukan, nak"

"Terimakasih bu. Oh iya bu, kayanya badan Aru butuh diistirahatin deh hehe"

"Yasudah, kamu istirahat dulu, biar teleponnya disambung nanti lagi. Yang penting ibu sudah mendengar kabar jika Aru baik-baik saja"

"Baik bu, jaga diri ibu baik-baik disana ya. Assalamu'alaykum.."

"Wa'alaykumussalam warahmatullaah"

Telepon pun berakhir. Akhirnya Aru bisa kembali pada niat awalnya, yaitu untuk beristirahat dulu sebentar.