Chereads / Thoughts - Antologi Opini / Chapter 2 - Lonte, ya Lonte!

Chapter 2 - Lonte, ya Lonte!

Ah rasanya, seperti topik yang menarik untuk dibahas, 'kan? Apa sih, pandangan kalian terhadap kata lonte?

Banyak yang menyebutkan kata itu sebagai hinaan. Namun, tak sedikit pula orang-orang menyebut kata tersebut sebagai bahan candaan. Kalau kamu?

Yak, menurut KBBI sendiri, lonte berarti perempuan jalang; wanita tunasusila; pelacur; sundal. Kalian pasti paham, dengan makna seharusnya, lonte berkonotasi negatif. Kata tersebut, bermaksud untuk melabeli serta menghina seorang perempuan yang bermain hingga berhubungan badan dengan pria yang belum dinikahinya. Lantas, apakah dia pantas dihina atau tidak?

"Alah, lu lonte, ya lonte aja. Dikira cewek bagus begitu, tiap hari pulang malem main sama om-om cuma buat bagusin badan. Duit haram! Pasti, deh, masuk neraka."

"Eh lonte, dibayar berapa lu se-malem? Pengen nyoba juga dong, gua. Kalo enak kan bisa gua rekomen ke tongkrongan gua, kali aja mau salome, ya, 'kan?"

"Cuihhh, dasar lonte, amit-amit jangan sampe' anak gue kaya dia!"

Sepertinya masih banyak lagi makian netizen dan omongan tetangga mengenai perempuan yang dianggap buruk keseluruhannya. Ayo kita bahas bersama apakah lonte itu baik atau tidak.

Secara pandangan agama, berhubungan hingga menyentuh dan berpakaian terbuka kepada laki-laki yang bukan suaminya tentu saja dosa, kalian tau itu. Sudah jelas, menjadi lonte adalah dosa dan perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan.

Namun, bila teman kalian mendadak jadi lonte, apa sih yang akan kalian katakan sama mereka? Apalagi, yang dulunya berhijab, berkelakuan baik, pendiam. Eh tiba-tiba ngelonte, upss. Good looking untuk mendapatkan kebahagiaan semu dan uang lebih.

Bagaimana dengan sisi ekonomi dan sosialnya?

Ada dua macam lonte yang pernah gue temukan. Satu, yang dasarnya memang songong, bukan temen yang asik di tongkrongan. Dia ini temen sekelas gue. Gue ngga bermaksud menyinggung ras, tapi, di lingkungan rumahnya, semua ras Ambon. Di sana, mereka mabok dengan miras oplosan, yang ntah dibuat dengan apa dan dibeli di mana. Gue tau, dia dan lingkungannya bukan dari orang berada. Bahkan, buat beli es batu warungan aja tuh ngga ada uangnya. Saudara aja saling numpang makan di rumah satu ke yang lain.

Tau dari mana? Pengalaman! Dia masuk ke sekolah gue, duduk di bangku tepat dibelakang gue. Dia cerita soal kesehariannya, ibunya buruh cuci baju di rumah orang. Dia cuma dua bersaudara, lainnya saudara sepupu, yang tinggal di rumahnya. Dia mengaku punya abang laki-laki yang kerja entah apa, dan ayahnya yang sudah meninggal dunia karena sakit.

Sewaktu kelas sepuluh, dia bercerita bahwa, "Lingkungan rumah gue, termasuk saudara gue semuanya tuh bunting di luar nikah semua. Cuma gue satu-satunya harapan bokap untuk sukses, makanya cuma gue yang disekolahin sampe ke SMK, perawat pula."

Di situ, gue terharu. Namun, nyatanya, dia kena kasus mencuri 2x dan berakhir dia drama, ke luar dari sekolah. Selepas dia ke luar, tidak lama kemudian dia gelar acara 7 bulanan bayi di perutnya. Gue tau kabar ini juga dari temen satu sekolah, yang tinggal deket rumah dia. Lalu, muncullah foto pernikahan temen gue yang hamil ini, dengan laki-laki yang dia akui sebagai abangnya, dulu.

Gue ngga ngejudge dia sebagai lonte yang main dengan banyak laki-laki. Tapi, jika dia bisa menipu untuk menutupi satu orang, ada kemungkinan juga dia menutupi orang-orang lainnya, 'kan? Dia pun juga cukup sering ke diskotik dan mabuk bersama lingkungannya. Yah, dulunya sih, kesal, siapa yang tidak kesal coba! Teman sekelas sendiri perilakunya kaya begitu. Puji syukur, sekarang udah ikhlas, kalau memang jalan hidup dia seperti itu. Semoga bisa menjadi ibu yang baik.

Tapi, ngeselinnya, ketika temen se-angkatan mencoba ngehubungin dia lagi lewat DM, songongnya, minta di ruqyah. Kita udah baik nih mau nyapa, eh si bangsat malah jawab "Haha" doang. I just wanna say kontol. Selama dia bermasalah di sekolah, kita ngga pernah lho, nyinggung dia, jauhin dia. Tetep kaya' biasa aja, tapi dianya yang begitu. Makanya gue kategorikan dia lonte songong di pengalaman hidup gue.

Lanjut yang kedua, lonte yang ngelonte karena kebutuhan, dan bahkan ngga bisa lepas. Buat yang ngga percaya setan-setanan, gue tidak maksa kalian untuk percaya. Tapi ini cuma buat sekedar sharing aja. Gue mendapat cerita ini, dari sosok qorin Siti (DMS eps dengan Gading Marten). Sosok ini bercerita, dia dulu menjadi lonte karena paksaan orang tuanya. Bapaknya memasukkan dia ke dalam hiburan malam, di mana dia harus menggoda, melayani laki-laki yang tidak ingin dia layani. Lalu, hasil seluruh pendapatannya harus ia setor ke pada sang Germo.

Bertahun-tahun, dari usia belia dia sudah dipaksa melakukan hal tersebut. Bagaimana bisa seorang ibu tega membiarkan anaknya seperti itu? Ibunya juga sama-sama lonte, guys, jadi ya ... kalian bisa paham. Siti punya mimpi, ia ingin keluar dari dunia tersebut, ia ingin sekali punya warung, mendirikan usahanya sendiri. Siti ingin memperbarui dirinya, tak apa ia rusak di sana, tapi ia bisa perbaiki selepas keluar dari kehidupan perlontean itu.

Akhirnya, Siti diam-diam mengambil sedikit dari setoran yang harus dia berikan kepada sang Germo. Ia pun menceritakan mimpinya kepada rekan se-profesinya ini. Namun, rekannya justru membeberkan cerita Siti kepada sang Germo. Emang anjing nih lonte. Sesama lonte bukannya dukung malah nusuk. Ketika Siti ketahuan, Siti dikurung dan disiksa. Ia diperkosa secara brutal, kemaluannya ditusuk dengan balok kayu hingga hancur dan ... akhirnya dia meninggal karena kelaparan dan hancur tubuhnya tersebut. Tidak diberi makan, dipukuli, diperkosa, di abuse, seorang lonte yang dianggap hina oleh orang banyak, juga memiliki mimpi. Ia sebenarnya tidak ingin ada di sana, namun, takdir menentukan proses hidupnya demikian.

Gue tidak memaksa kalian untuk percaya bahwa cerita tersebut terlontar dari bibir sesosok jin. Tapi, setidaknya, ada nilai yang bisa kalian petik dari kisah yang terlontar, meski dirasa fiktif.

Bangsatnya, banyak juga netijen yang nyalahin lonte hamil di luar nikah serta disalahin juga kalau kandungan itu digugurin. Woyyy! Dia gugurin kandungan juga karena mulut kalian itu pada kek anjing, bacot terosss. Tangannya pada ngetik julit-an tak berotak!

Kalian lebih milih itu lonte ngebiarin anaknya hidup tanpa bapak atau anaknya diaborsi biar ibunya bisa bebas dari omongan kalian?

Lu semua nih, yang baca, yang pikirannya masih sempit kek liang lahat lu nanti, mikir tidak sih wanita juga berhak hidup dan melanjutkan kehidupan sesuai yang dia inginkan? Dia juga tidak mau gugurin anaknya, kalo bukan karena bacot lu semua yang ngehina, bukan dukung dia untuk mempertahankan calon bayinya dia yang di dalam kandungan.

Dia yang nerima dan mau besarin anaknya, juga tiap hari dihujat anak haram, anak haram. Anjing sih tangan ama mulut lu yang bilang begitu. Parah. Nyadar dong, udah bagus dia tidak menghilangksn nyawa yang ada di tubuh dia. Si lonte kotor ini mau lho, berjuang lahirin anaknya sendirian, karena ditinggalin sama lingkungan serta keluarganya, plus, nerima semua makian dan hujatan manusia bangsat ini ysng ajak ngejeplak.

Si lonte yang milih aborsi juga mikir, dia tidak mau dengerin seluruh hujatan kalian. Dia juga cape dia mau hidup bebas dengan caranya. Dosa? Semua orang juga bikin dosa, kalian semua tuh, ya, bakal masuk neraka dengan cara masing-masing. Jangan karena ngeliat satu hal lu lebih bsik dibanding dia, lu yakin lu lebih suci dan pasti masuk surga. Tidak gitu ya, tolol!

Please, be kind human. Kalo lo ngerasa kasihan sama anaknya, dukung dong si lonte biar dia mau nerima segalanya. Kalo emang lu prefer biarin si lonte bahagia ingin sendiri dan belum mau menjadi ibu, ya jangan hujat karena dia aborsi.

Kalo semua lonte di Indonesia yang bunting ini pada tidak ada yang aborsi, siapa yang mau nanggung biaya mereka? Mikir tidak kalian semua sampe' ke situ. Itu anak mau dikasih susu, MP-ASI, pakaian, biaya hidup dari mana?

Jangan jadi manusia sok suci tanpa aksi. Itu cermin, di rumah, jangan buat foto sama make up doang. Tapi buat kaji diri, apa yang selama ini lo lakukan, apakah lo sudah menjadi sosok yang berguna bagi orang lain?

Percuma ibadah lo kenceng tapi tidak bisa memanusiakan manusia. Lu lebih setan dari pada setan.

* * *

Hai! Gue cuma mau ingetin lagi, buat yang males baca deskripsi. Tulisan ini gue buat, sebagai bahan diskusi dan berbagi keresahan gue selama ini. Bila tersinggung, ya sadar diri aja. Kalau mau lanjut ngeluh, silahkan sharing keluhan di kolom komentar. Bila kalian ada topik menarik untuk dibahas, jangan sungkan untuk komen, ya!

Laff ya!