"Aku menitipkan Thea padamu." Ucap Arion.
Marvin menghela nafasnya sejenak, menepuk pundak Arion dan mengusapnya perlahan. "Sebenarnya, bukan hanya kau yang pergi. Aku mendapat beasiswa di New York dan akan berangkat minggu depan." Marvin menunduk, melirik Thea yang masih dengan tidur panjangnya.
Dia memaksakan sebuah senyuman di bibirnya. Hati keduanya terasa sangat berat untuk meninggalkan gadis itu. Namun, ada masa depan yang harus mereka kejar sedemikian rupa. Bagaimanapun juga, mereka harus berkembang. Terlebih, untuk Marvin yang keluarganya sudah tak ada. Dia harus bertahan hidup di tengah kerasnya dunia yang menyakitkan. Menghantamnya keras dengan segala rasa sakit yang ada.
"Lalu siapa yang akan menjaganya?" Arion berjalan mendekati Thea. Dia mengusap tangan gadis itu, mengecupnya pelan. Sedangkan Marvin mengusap rambut Thea yang mulai semakin panjang.