Ghirel menatap pada beberapa paperbag berisi belanjaannya yang sudah tertata rapi di depannya. Dia meneguk ludahnya kasar, menanti Afka yang sedang mandi. Pria itu sepertinya sudah membaca notifikasi mbankingnya.
Sepulang dari mall, Ghirel melihat tatapan Afka yang terus menggodanya. Bahkan, pria itu terus menanyakan isi belanjaan Ghirel.
Pipi gadis itu merona sempurna. Merasa sangat malu karena ketahuan. Sial! Bisa-bisanya dia sangat bodoh dan ceroboh. Kalau seperti ini... bisa-bisa Ghirel yang mendapat kejutan dari Afka.
"Kenapa melamun sayang?" Suara Afka membuat Ghirel tersentak. Tubuhnya panas dingin saat melihat sosok pria tampak di depannya yang hanya mengenakan handuk di pinggang. Afka sangat sexy dengan rambut yang masih basah serta pahatan sempurna bak dewa Yunani yang ditetesi oleh air.
"Sabar sayang, kita bisa bermain nanti malam." Afka mendekati Ghirel, mencondongkan tubuhnya kemudian berbisik di telinga gadis itu.