"Makasih sayang," Afka mengecup bibir Ghirel kemudian berbaring di samping istrinya. Mereka baru saja bercinta sejak dua jam yang lalu. Meskipun usia Afka tergolong masih muda, tapi dia cukup perkasa di atas ranjang.
Matahari sudah menyingsing naik, langit sudah membiru dengan awan-awan putih yang bergelombang. Cahaya mulai masuk melalui celah jendela kaca. Ghirel harus segera bersiap untuk kuliah.
Dia semalam sudah konsultasi dengan Dokter Rayyan dan mengatakan bahwa jika lukanya tangan Ghirel sudah tidak terlalu nyeri, dia bisa beraktifitas seperti biasanya.
Afka memperhatikan istrinya yang turun dari ranjang dengan tubuh telanjang. Matanya merasa itu adalah pemandangan terindah yang pernah dia lihat. Melebihi indahnya kota paris dan santorini.
Ghirel memungut kaos putih Afka kemudian mengenakannya langsung. Sialnya, hal itu juga tak luput dari pandangan Afka. Istrinya terlihat sangat sexy.
"Mau kemana?" Tanya Afka saat nelihat Ghirel berjalan menuju pintu keluar.