Hai perkenalkan nama ku Amira Cahya Utami anak pertama dan satu - satunya. Kata orang menjadi anak tunggal itu menyenangkan. Selalu di prioritaskan dan menjadi yang paling di sayang, tapi nyata nya itu tidak berlaku untuk ku.
Ayah ku, Bram Sasmito sangat gila bekerja, setiap hari bahkan di hari libur sekalipun dia tetap bekerja. Pergi pagi pulang malam, aku tak pernah merasakan makan malam dan sarapan bersamanya. Dipagi hari dia selalu terburu - buru bahkan untuk menyempatkan diri sarapan saja dia tidak bisa, ketika malam aku sudah tertidur dia baru kembali pulang.
Ibu ku, Ayudia Pratiwi wanita sosialita yang sangat suka berfoya - foya, setiap hari berkumpul dengan ibu - ibu rumpi untuk acara arisan lah, shopping, liburan ke pulau dan mungkin dia lupa memiliki anak gadis seperti ku.
Sudahlah aku tak mempermasalahkan itu lagi. Aku sudah terbiasa dengan kesendirian dan di asingkan sejak dini.
Aku tak pernah lagi merasa iri dengan teman - teman ku yang bahagia dengan keluarga nya. Mungkin hati ku sudah mati. Eh tapi tidak, sakit itu masih terasa sekuat apapun aku menutupi nya. Beruntung ada Bibi Tin yang selalu merawat dan menyayangi ku. Aku sayang pada mu bii.
Bibi Tin nama asli nya sih Sulistina tapi aku lebih suka memanggil Tin daripada Sulis. Dia wanita paruh baya yang sangat baik. Dia sudah menjadi pelayan di rumah ku semenjak aku masih bayi.
Hidup ku sangat monoton. Aku tidak punya teman. Bukan tidak ada yang mau berteman denganku. Hanya saja aku yang terlalu pemilih. Rata - rata mereka mendekati ku karna melihat harta ayah ku, dan aku tak suka di manfaatkan, kurasa kalian pun begitu.
Hari - hari ku berjalan seperti biasa. Sampai aku bertemu dengan nya. Lelaki tampan dengan kumis tipis dan alis tebal nya. Biar ku ceritakan kisah ku dengan nya.