=Ami POV=
"Dia terbangun?" tanyaku pada Laya.
"Belum sepenuhnya. Dia hanya membuka mata dan memandangi sekitar. Sama sekali tidak mengatakan apapun dan tidak bergerak juga," jawabnya.
"Bukankah dia hanya diambil darahnya sedikit? Kenapa dampaknya hingga begitu besar pada dirinya?" gumamku. Aku dan Ge bahkan sudah dua kali mengalami tidak sadarkan diri, namun kami sudah dapat bangun dan beraktivitas walau belum normal sepenuhnya.
"Menurut dokter Thya. Dia sudah mengalami luka dalam sebelumnya. Sehingga dia yang kekurangan banyak energi itu harus menjadi sangat lemah."
"Luka dalam yang seprti apa?" tanyaku lagi.
"Sepertinya dia telah mendapatkan serangan pada bagian dalam tubuhnya. Ada bekas luka di bagian jantungnya yang sudah kering. Namun itu ternyata masih menyisakan luka basah di dalamnya."
"Jantung? Siapa pelakunya?"
Laya mengedikkan bahu. "Kami tidak tahu. Tapi dari hasil pemeriksaan dokter Thya, itu sepertinya dilakukan oleh seseorang yang ahli dengan pedang."