=Ami POV=
Aku tidak mempedulikan perkataan karyawan yang berjaga, aku segera keluar dari tempat itu yang diikuti oleh Jarel dan Laya.
Mereka berdua terus menanyaiku tentang apa yang terjadi. Aku menjawabnya setelah kami tiba di sebuah sumur taik bertuan. Aku ingin istirahat dan membersihkan diriku di tempat itu.
"Kamu sungguh sudah mengalahkannya? Hingga jadi debu?" Jarel dan Laya sangat antusias. Adikku membantuku membersihkan diri dengan kain pakaian yang ia robek, sementara Jarel, pria berjambang itu menimba air untukku.
"Kuharap begitu," sahutku lelah. "Dia menghilang. Hanya aku yang menyedihkan, bahkan tidak ada tanda-tanda pertarungan di ruangannya. Ini buruk," sambungku lagi.
"kamu sudah mengahancurkan kedua berlian itu, 'kan? Kurasa itu sudah cukup. Dia pasti sudah benar-benar kalah."
Kalimat Jarel sungguh menenangkan.
"Kalaupun iya, dia masih tetap ada di masa depan," celetuk Laya.
Aku segera mehela napas panjang.