=Arlan POV=
Aku ingat saat upacara kematian ketiga anak kembar presiden yang kacau karena aku membebaskan para tawanan dengan diam-diam. Aku sengaja melakukannya saat upacara kematian telah dimulai agar suasana Gedung Kuning sepi sehingga aku dapat membawa mereka semua kabur tanpa hambatan.
Namun akhirnya aku tetap ketahuan dan membuat kegaduhan di tengah berlangsungnya upacara yang sangat duka itu.
Ah kini aku merasa berdosa pada mereka. Sungguh aku sangat bersalah, namun itulah yang dapat kulakukan untuk menyelamatkan orang-orang tak bersalah. Mereka tidak seharusnya ditahan karena kesalahannya masih dapat dimaafkan. Apalagi untuk ditumbalkan.
Tidak ada seorangpun di dunia ini yang pantas untuk dijadikan tumbal. Kecuali memang mereka yang ingin melakukannya sendiri. Itupun jika mereka bodoh.