=Author POV=
Semenjak kematian tiga anaknya yang mengenaskan setelah ritual terakhir penghentian kontrak dengan kegelapan, pak Presiden mengalami tekanan mental yang sangat mendalam. Bahkan sang istri, bu Presiden Nayyara Hadiyaksa menyusul kepergian ketiga anaknya itu karena kesedihan mendalam yang membuatnya sangat tertekan dan tidak lagi mempedulikan kesehatannya.
Bu Nayyara tidak mau makan apapun sejak hari itu, hanya minum air putih sesekali saat tenggorokannya terasa kering setelah lelah menangis seharian. Keadaannya semakin buruk hingga beliau meninggal di usia yang masih terbilang muda.
Pak presiden menjadi semakin terpukul sehingga kesehatannya pun memburuk dan semakin melemahkan tubuhnya. Sosok yang sebelumnya nampak tampan dan gagah, kini sangat lemah dan tua hanya berteman dengan obat-obatan dan kursi roda.