=Ge POV=
Dokter Thya membalut pinggangku dengan sangat kuat. Dia sebelumnya telah memberiku obat anti nyeri juga ada ramuan tradisional yang sebelumnya pernah ku pakai selama di hutan saat masih Anak Anggota.
Beberapa kali aku meringis kesakitan. Wajahku cukup lebam dan terluka.
Hanya aku, dokter Thya dan dua asistennya di ruanganku. Bang Raffan masih belum kembali dari membawa tubuh si pria pemberontak yang tadi menyerangku. Kuharap mereka segera kembali dan membawa kabar untukku.
"Apa kalian sudah mengecek keadaan tuan Hadiyaksa?" tanyaku pada dokter Thya.
Perempuan itu mengangguk. "Sudah, Tuan. Beliau baik-baik saja. Beliau bahkan tidak mengetahui adanya kerusuhan karena tidurnya sangat pulas."
"Ah syukurlah," desahku. "Lalu bagaimana dengan keadaan tuan Aidid dan para pasukan keamanan yang terluka?"