Chereads / Bad Memories / Chapter 12 - Apa yang mau kamu buktikan?

Chapter 12 - Apa yang mau kamu buktikan?

Senin, 16 September 2019

Tok.... Tok..... Tok....

Suara seorang pria mengetuk pintu kamar gue

" Gue masih ngantuk Ndraaaa..... ". Teriak gue dari dalam kamar

" Ini Papa, bukan Hendra "

" Papa? (Berpikir sejenak) Iya bentar "

Setelah mengalami perdebatan batin akhirnya gue membuka pintu kamar.

" Pa (menciumi tangan Papa), apa kabar? "

" Baik kak, Papa boleh masuk kamar kamu? "

" Oh iya, silakan "

" Beberapa hari lalu, kamu kenapa nanya tentang pak Dimas? (Papa duduk di sofa)".

" Audy punya kasus baru yang melibatkan Dimas"

" Kasus? "

" Dia pelaku pemerkosaan "

" Dy... Kamu berhenti aja ya jadi pengacara, Papa bakalan kasih jaminan semua biaya hidup kamu "

" Makasih, tapi Audy masih bisa biayain kehidupan Audy sendiri "

" Menjadi pengacara sangat besar resikonya buat kamu, apalagi kamu berurusan sama pak Dimas. Papa tahu betul dia sangat licik, Papa nggak mau kamu kenapa-napa Dy "

" Sebelum kuliah hukum pun Audy udah mikirin semua resikonya kok Pa, lagi pula kasus kali ini sangat penting bagi Audy "

" (Menghela nafas) Dimas itu punya banyak sekali orang-orang hebat di belakangnya, akan sangat susah untuk kalian menjatuhkannya". Tutur Papa terlihat cemas

" Audy nggak peduli, Audy akan melakukan segala cara untuk mendapatkan keadilan bagi klien Audy "

" Apa sih sebenarnya yang mau Audy buktiin? "

" Papa tahu korban pemerkosaan Dimas adalah seorang anak kecil yang mempunyai latar belakang yang sama seperti Audy "

" Maksudnya? "

" Korbannya seorang anak diluar nikah, sama seperti Audy "

" .... " Papa terdiam sejenak lalu menghela nafas kemudian kembali bersuara

" Tapi kan, Audy nggak sama kaya anak itu. Audy nggak di perlakukan seperti itu " kata Papa

" (Menahan emosi) Selama ini papa terlalu menutup mata atau bagaimana? Dulu Paman Burhan pernah mencoba melecehkan Audy, beruntung Audy bisa menusuk matanya dengan sikut audy dan mental Audy juga dihancurkan oleh keluarga Papa ( gue menahan air mata)"

" Nggak Audy, mereka tidak bermaksud seperti itu "

" Heh, Sudah 15 tahun berlalu, pemikiran Papa masih saja sama, padahal jelas-jelas Papa melihat sendiri mereka selalu meneriakkan Audy dengan kata-kata kasar! Menganggap Audy seperti anjing! Melemparkan Audy dengan telur busuk! Bahkan setelah semuanya berlalu mereka sama sekali tidak ada niatan baik untuk meminta maaf pada Audy ". Kali ini gue benar-benar emosional

" Audy, kamu jangan terlalu larut dalam dendam itu nak "

" Tidak! Audy sama sekali tidak dendam, apa pernah Audy membalas perbuatan mereka semua!? Tidak kan (Tegas gue) hanya saja rasa yang mereka beri masih sangat lekat di ingatan Audy ".

Gue tidak bisa lagi membendung air mata gue, hari ini gue benar-benar meluapkan semuanya pada Papa

" Audy.... " Papa menatap gue pilu

" Papa tahu!? Kalo boleh Audy milih, lebih baik Audy tidak terlahir menjadi anak Papa! "

" Audy! (Papa hendak menampar gue tapi tangannya ditahan oleh Hendra) "

" Pa! Apa belom cukup bagi Papa melihat air mata Kakak!? " Hendra terlihat emosi

" Setidaknya kalo emang Papa nggak bisa ngebela Kakak, tolong jangan main tangan ke dia " lanjut Hendra

" Dek, udah... Cukup!"

" Diam Kak, kali ini gue nggak akan dengerin lo "

" Papa tahu semua penderita Kakak itu adalah hasil dari perbuatan Papa! Papa yang menghamili Mama sebelum nikah! Lalu kenapa keluarga Papa berbuat tidak adil kepada Mama dan Kakak!? "

" Hendra udah.... Kakak bilang cukup! "

Hendra mengabaikan kata-kata gue

" Papa adalah satu-satunya orang tua terburuk yang pernah Hendra kenal! Sekarang, dengan segala hormat Hendra minta Papa pergi! Urus saja anak Papa dari wanita simpanan Papa itu "

" Hendra, kamu nggak boleh gitu. Mama nggak pernah ngajarin kita kasar ke orang yang lebih tua dari kita " kata gue berusaha menenangkan Hendra

" Maafin Papa ya, kalian benar Papa bukanlah orang tua yang baik. ". Papa pergi meninggalkan kami di kamar

Hendra memeluk gue lalu menepuk punggung gue pelan, berusaha menenangkan gue

" Kak, jangan nangis lagi. Lo jelek kalo lagi nangis " kata Hendra tersenyum

" Apaan sih lo!? ". gue menyeka air mata

" Nah gitu dong, itu baru Kakak Gue yang jutek " Hendra tertawa

" Au ah... Sana pergi... Gue mau mandi "

" Iya Kak iya " Hendra berlalu

Gue pun menutup pintu kamar, lalu pergi ke kamar mandi. Selesai mandi dan bersiap, gue melihat handphone dan ternyata ada 15 panggilan tidak terjawab dari Andre, gue pun balik menelpon Andre.

" Turun sekarang " kata Andre begitu telpon tersambung

" Gue mau dandan dulu gila "

" Yaudah cepat ya jangan lama-lama "

" Iya! "

" Buset... Santai dong mbaknya, gini ni cewek kalo kelamaan jomblo, jutek banget "

" Jangan sampai gue ngomong kasar ni " kata gue kesal, gue pun langsung mengakhiri panggilan

Gue mulai berdandan untuk pergi ke kantor, setelah siap gue langsung turun ke bawah untuk menemui Andre.

" Yuk " kata gue setelah berada di ruang tamu untuk menemui Andre

" Yak yuk aja lu, pamit ke Tante dulu " Andre mengomeli gue lalu berjalan ke dapur untuk menemui Mama gue

" Iya " gue berjalan mengikuti Andre

" Tante, Andre pergi dulu ya" kata Andre lalu mencium tangan Mama

" Iya hati-hati ya nak " Mama menepuk-nepuk kepala Andre

" Iya Tan "

" Ma, Audy pamit "

" Iya, calon mantu Mama sopan banget ya (bisik Mama ke gue)"

" Apaan sih Ma "

" Mama restuin kok Dy(bisik Mama lagi)"

" Nggak ya Ma, jangan macem-macem " kata gue kesal

" Yuk Ndre " gue menarik tangan Andre

" Mari Tante ". Ujar Andre sembari menundukkan kepalanya (tanda hormat)

**********************************************

Hy, guys. terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisanku. Oh iya kalian juga bisa baca cerita lengkap "Bad Memories" di wattpadku ya, bisa langsung cari aja 'Bebbyliannie' atau kalian bisa klik link di bio ku dan tunggu kejutan dari aku ya. Jangan lupa berikan review kalian agar aku bisa tahu kurangnya dalam penulisan ku, Enjoy guys ๐Ÿ’œ๐Ÿงก๐Ÿ’›๐Ÿ’š๐Ÿ’™โค๏ธ๐ŸŒน