Happy reading ...
💜💜💜
.
.
.
Dua ayah terbengong bengong ...
mendengar cerita Dinda ...
mereka jelas ingat kejadian dimana Yudha sakit Typus hari itu ...
.
berakhir Dinda di todong pistol lagi,
Ayah Teguh keluar dari rumah pak Wibowo sambil menarik rambut Dinda ...
.
"Bikin malu orang tua kamu ...
mati saja sekalian ..."
.
Buaggghhhh ...
.
Dinda di dorong terus ditendang keluar oleh ayahnya,
.
"Ampun ayah ... Hiks hiks " tangis Dinda pecah, apa yang mau dia katakan,
dia sendiri bingung tentang kejadian malam itu, dia yakin itu Yudha ...
tapi ternyata Yudhanya sakit ...
Lalu siapa ... ???
.
Dinda bukan cuma malu, tapi juga miris dengan hidupnya ...
pupus sudah harapan bersanding dengan Kak Yudha tercinta karena dirinya sudah ternoda ...
.
Kejutan datang dari Yudha bahwa dia mau jadi Ayah bayinya,
tapi ...
ayah adopsi ... bukan ayah tiri ...
.
Dinda menyerah, dia punya harga diri meski sudah berserakan ...
lebih baik tidak usah sekalian, dia akan berusaha untuk hidupnya dan anaknya ...
.
.
.
"Sudah pergi kamu ... Ayah ga sudi punya anak ga bermoral macam kamu ..." Pak Teguh melempar koper milik Dinda,
apa yang bisa Dinda lakuka selain menangis, mau bunuh diri saja di jembatan ...
.
tapi mau makan bihun goreng dulu pikir Dinda
.
Diluar dugaan juga jika Yudah mengikutinya, mereka berhenti dan duduk bersama di rest area,
"Din ... kamu tinggal saja di apartement, kamu pilih saja satu, yang dekat kantor,
kerja sekuat kamu, semua biayamu Kakak tanggung ...
kamu sudah Kakak anggap adik sendiri, jadi jangan sungkan ya ..."
Dinda menunduk pilu ...
mau dianggap apa ... sekarang dia sudah tidak layak untuk Yudha.
.
Meski mulanya menolak, tapi Yudha meyakinkan dia jika semua akan baik baik saja,
.
"Omongan soal adopsi itu Kakak ga main main Din ...
Kakak mau jadi ayah adopsi dari anak ini ..."
.
"Hiks hiks ... makasih kak, tapi untuk hal satu itu, biar saya yang pikirin nanti ... "
.
.
.
Maka ...
mulai hari itu Dinda tinggal di salah satu apartement dekat kantornya,
apartement biasa saja, tapi nyaman buat di tinggali,
Pak Wibowo sering menjenguk dan membawa makanan untuk Dinda,
menurut pak Wibowo, Dinda tetap anak baik, kejadian itu adalah kecelakaan,
sebenernya dia masih tetap mau terima kalau Yudha mau menikahi Dinda,
dia juga bersedia jadi kakek dari anaknya Dinda ...
.
Tapi Dinda yang sekarang benar benar sadar diri kalau dia sudah tidak layak buat Yudha,
.
meskipun cintanya belum berubah pada Yudha, tapi dia memupuskan harapannya sendiri untuk bisa jadi istri Yudha.
.
Poor Dinda ...
.
.
.
.
.
.
.
Adhitya Chandra
...
sudah tiga bulan dia jadi lebih emosional,
rasanya kadang mau menghajar orang, kadang mau memeluk orang, kadang rindu sekali pada seseorang,
tapi pada siapa juga dia tidak jelas ...
.
"Kaya orang hamil aja kamu moody an" kata sang sobat Dewandaru, seroang ningrat yang low profile dan jatuh cinta pada kakak Adhit
.
"Ga tau nih Dew ... Peluk aku dong ... aku lagi pengen dipeluk ...
Hiks hiks hiks ..."
.
"Loh kok nangis ..." Dewa langsung memeluk Adhit yang benar benar moody,
.
sekarang mereka ada di kantor AA Laborate, sudah suratan jika mereka menjadi sahabat baik dan tidak pernah terpisahkan, kecuali jarak,
Karena jelas mereka punya kesibukan masing masing,
AA Laborate adalah perusahaan obat obatan, dan Light Medicalogy perusahaan alat kesehatan, jadi sudah sangat klop jika mereka menjadi sahabat seiring sejalan.
.
.
"Ga tau Dew aku galau ...
bilangin sama teh Adel aku cuti ..." Adhit gusar tanpa tau sebabnya ...
.
"Ga mau aah ... nanti aku di makan hidup hidup sama dia" jawab Dewa yang ngeri ngeri ngenes jatuh cinta setengah mati pada kakak Tsundere si sahabat,
.
.
Adelia Chandra atau Janda Smith...
Teteh nya Adhit yang super galak, tapi aneh memang,
semakin galak, semakin Dewa suka,
Adelia sudah Janda, suaminya meninggal kecelakaan pesawat,
Hartanya berlimpah menjadi rebutan sodara iparnya,
tapi dasar Adel pintar, semua harta warisan sang suami di masukan ke yayasan sosial,
menurutnya itu harta suaminya, biar suaminya yang menikmati di alam sana ...
dan berakhir lah harta berlimpah si Janda Smith ...
.
sejatinya ... tanpa uang suami yang jadi sengketa itu Adelia tidak pernah kekurangan uang,
jadi daripada harta sang suami jadi rebutan para orang serakah, dan berakhir saling bunuh
lebih baik beramal untuk suaminya bisa reinkarnasi jadi orang yang lebih lebih baik di kehidupan berikutnya,
begitulah adelia ... !!!
.
.
"katanya suka ... cuma hambatan gitu aja mundur ...
Lemah kamu bro ..." ini Adhit lagi, dia sedang memprovokasi sahabatnya lagi,
daripada dengan yang lain, Adhit lebih setuju teh Adel dengan Dewa,
lebih aman ...
Lagipula dia tau, Dewa jatuh cinta pada teh Adel jauh sejak Dewa bahkan kenal kata cinta,
Dewa bahkan pernah jujur kalau mimpi pertamanya itu bersama teh Adel
.
tapi ya itu ...
si teteh galaknya diluar batas, kalau kata mami dia harus di ruqyah ...
mungkin karena 🎶sudah terlalu lama sendiri 🎶
.
.
📱📲
"Hallooo ..."
.
"Hmmm ... "
.
"mba Adel ... ini saya Dewa ..."
.
"dah tau ..."
.
"Maaf ... mau beritahu saja, kalo hari ini Adhit cuti ... sakit katanya ..."
.
"Lah ... pankalomaensamakamuemangdiaselalumalesterusbilangnyasakitgaenakbadanlemahletihlesulelahlunglaiyangjelaskamutuhbawapengaruhburukbuatadeksayasiAdhitemanggabisayakalogaganggudiabiarindiakerjagituheransayasamakamuDewajanganmentangudahkayaterusmalesmalesangamaukerjaemangmaungandelinuangorangtuaterusgitu ????"
.
Klik ...
.
wajah Dewa langsung kisut mengkerut ...
.
"Dew ... kamu ga papa kan ?
habis telpon yayang Adel kok muka kaya keris lekuk tujuh ...
setelahnya Dewa kembali keberadaban ...
.
"Hehehehe ... ga papa, cuma terharu dapat kata mutiara indah dari mba Adel ..."
.
"Aiiisssh ... "
.
.
.
.
Begitulah hari hari Adhit dihiasi perasaan emosi aneh ...
kadang sedih
kadang senang
kadang bingung
tidak jelas dan berantakan selama enam bulan ...
.
.
.
.
.
Dinda baru dari ruang periksa, kata dokter beberapa hari ini sudah menjelang kelahiran bayinya,
dia sangat sedih, ingat almarhumah ibunya, ingat ayahnya juga,
tapi sungguh tidak berani biarpun hanya sekedar telpon,
dia takut ayahnya kepikiran terus dan malah jadi stress, biar berjauhan asal ayah sehat dia sudah senang,
tapi sejujur nya ... menjelang melahirkan seperti ini inginnya di dampingi orang tua,
...
Kak Yudha saja semakin sibuk, membuat dia semakin tidak enak jika harus banyak cuti seperti sekarang,
kerjaan luar biasa padat,
kemarin sih sudah ada orang masuk yang mau bagi tugas dengan Dinda untuk sementara,
Setelahnya dia akan incharge usaha retail fastfood, usaha terbaru Kak Yudha,
apa tidak pusing kebanyakan usaha ?
tapi karena usaha Yudha yang banyak ini Dinda jadi tidak kekurangan uang,
gajinya besar, fasilitas full,
tapi karena sudah dapat semua kerja jadi macam kuda liar ...
.
tidak bisa bilang besok, nanti, apalagi menolak ...
itu hukumnya dosa ...
.
Dinda malah sudah di beri kebebasan membawa bayi ke kantor,
di kantor ada room baby, bukan buat Dinda saja sih,
tapi Dinda salah satu penggunanya mulai bulan depan.
.
pengaturannya simple saja,
jam 10 saat break, dia akan melihat bayinya,
lalu jam 12 saat Istirahat dia bebas bersama bayinya
jam 15 saat break bisa lihat lagi,
jam 18 pulang, atau jika lembur boleh dibawa ke ruangan ...
gimana ... ada tidak yang dikantor bisa seperti kantor ini ??
.
ini semua hanya ada di kantornya pak Yudhanta ...
.
konsekuensinya adalah ...
.
Dinda tidak bisa cuti seperti ibu ibu yang lain ...
.
3 bulan ... Big no !!
.
hanya idua minggu untuk recovery pasca melahirkan,
habis itu dimohon tahu diri untuk melanjutkan tugas ...
.
tidak apa juga ... Dinda terima saja
toh di apartement tidak ada siapa siapa,
dia malah harus bayar baby sitter,
.
memang sih sekarang Dinda hidup makmur, tapi sejak hamil dia sudah kurangi hidup konsumtif nya,
lagipula sudah tidak ada lagi yang dikejar,
kalau dulu dia mati matian tampil cantik supaya si kakak tetangga terpikat,
sekarang sudah punah harapan, uangnya lebih banyak ditabung,
sisihin separo gaji buat masa depan si buah hati, yang sampai sekarang belum tahu siapa ayahnya,
tapi sejak awal Dinda tau dia hamil, tidak pernah ada niatan buat aborsi, atau upaya kearah sana,
dia hanya sedih karena ayahnya mengusir dia, dan sedih karena ternyata laki laki itu bukan Yudha,
.
tapi setelah itu dia malah nikmati proses jadi seorang mama ...
.
apalagi setelah anaknya aktif didalam perut,
sering main main jika si baby mengajaknya main tendang tendangan,
kadang Dinda usap usap ... kadang diajak tos,
kadang di kitik kitik ...
ada aja keisengan Dinda pada anaknya ...
pokoknya tidak ada yang dia tangisi dari kehamilannya,
tidak peduli jika orang mau bilang apa,
orang kantor sebelah sering membicarakannya, katanya Dinda itu selingkuhan boss nya,
makanya boss nya sayang sekali padanya,
ada juga yang bilang bagaimana mau tau ayahnya kalo yang pake banyak ...
tapi Dinda abai ...
.
tidak penting buat dia ...
dia cuma harus kuat buat anaknya,
dia yakin suatu saat ayahnya juga bakal kuat dan terima dia dan anaknya ...
.
.
.
.
.
"Dinda ... kamu kenapa ?" kata Irene pegawai baru,
.
"Ga papa ... emang kenapa ?"
.
"mukamu pucat loh ... serius ..."
.
"aku ga pa ... pa ..."
tapi baru saja diam dia merasa pipis yang tidak di bisa tahan ...
syuuuurrrr ...
"Looh kok ..."
.
"Waaah kamu mau lahiran Dinda ..."
.
"Haaa ... serius ... tapi aku ga mules ..."
.
"Sudah ayo ke rumah sakit ... ngobrolnya nanti saja ..."
.
.
.
Hari itu ...
30 Desember, diantara kesibukan meeting dan closing year ...
Adhit jungkir balik di kantornya, dari pagi mulas luar biasa,
tidak tahu lagi mesti apa,
sampe akhirnya dibawa ke IGD ...
.
.
.
dia sampai menangis waktu dibawa dengan brankar rumah sakit,
"Kami akan lakukan rontgen dulu, baru ketahuan penyakitnya" kata dokter IGD ...
.
"Euuuuggghhhh ... Reneeee ... kayanya ga kuat lagi akunya ..." dari tirai sebelah suara perempuan dalam proses melahirkan ..."
.
"Maaf tuan Chandra ... saya harus kesebelah ...
ruangan kami sedang penuh karena ada kecelakaan beruntun dan semua korban dibawa kesini ..."
.
"Aaah ya ya ... urus saja yang lain dulu ..." kata si Adhit makin lemas ...
perut nya masih mules ... tapi denger perempuan di samping kok sepertinya sakit nya berkurang ya ...?
apa ikut ngeden juga yaa ... ide nya Adhit ...
.
maka ... ketika perempuan di sebelah ngede ... dia ikut ngeden ...
dia juga ikut tersengal ambil ambil nafas ...
dan waktu si Lisbeth sekretaris cantik pak
Adhit datang, meskipun bingung dia hanha bisa lihat saja keadaan kacau sang boss ...
.
.
EEEEEEEGGGGGGGGGHHHHHHHH
Oaaaaaa a
Oaaaaaa a
Oaaaaaa ...
.
Hah ... Hah ... Hah ...
.
Aneh kan ... Adhit tidak sakit lagi,
bebannya seolah terangkat ...
dia melihat bayangan anak bayi itu diangkat lalu di balik setelahnya tidak jelas lagi sedang diapakan
habis itu di kasih ke mama nya ...
.
"Maaf nya bu Dinda harus melahirkan di IGD,
semua ruangan penuh untuk penanganan korban kecelakaan ..."
.
"Ga papa dok ... yang penting bayi saya selamat, ayo dedek ucapin makasih sama aunty dokter ..."
.
Kok Adhit8 yang nangis yaa ...
membingungkan, suara tangisan bayi itu membuatnya trenyuh dan terharu,
terus suara mama nya si bayi juga bikin cess adem sampe ke hati ...
.
.
.
.
Tbc