Berulang kali kuhampiri meja riasku untuk sekedar berkaca, sambil menunggu kedatangan Bibi Carla datang menjemputku.
Rasanya baru kali ini diriku mengenakan gaun yang sangat mewah, seperti yang aku kenakan sekarang. Bibi Carla memang hebat dalam menjahit, hasilnya selalu memuaskan.
Bibi Carla adalah seorang penjahit terkenal di wilayah ini. Tidak heran Bibi selalu dibanjiri pesanan gaun pesta, kebanyakan yang meminta dari anggota keluarga para bangsawan. Mulai kelas rendah sampai paling atas. Bahkan anggota Kerajaan sekalipun.
"Klotak..klotak.." Suara kaki kuda dari kereta yang ditunggangi Bibi Carla, telah sampai di depan rumahku.
"Kelihatannya Bibi sudah sampai" Gumamku.
Langsung kubuka pintu rumah, untuk menyambut kedatangan Bibi Carla.
Dari kejauhan Jedd muncul. Pria itu menatapku dengan kagum, matanya menyoroti diriku dari bawah sampai atas. Lagi-lagi wajah Jedd memerah.
"Sampai kapan kau mau melihatku Jedd...!" Ucapku memecahkan keheningan semenit tadi.
"Cantik sekali.. " lirih suara Jedd nyaris tak terdengar olehku.
"Apa.. kau bilang apa ! suaramu kecil sekali" Kataku sambil mencodongkan badan ke arah Jedd yang sedang berdiri terpana.
Aku melihat rantang makanan yang dipegang Jedd, sepertinya itu adalah makan malam yang dibuat Ibu Jedd untukku.
"Lupakan.. Kkk..kau mau kemana..dengan gaun seperti itu" Tanya Jedd gelagapan, Jedd langsung mengalihkan pandangannya dariku.
"Seperti itu ?" Timpal Bibi Carla menggangetkan Jedd. Rupanya Jedd sampai tidak menyadari kehadiran Bibi Carla.
"OHH !!! Aaah... Bibi Carla..Mm..maafkan saya Bi, Saya benar - benar tidak tahu ternyata Bibi ada disini." Kata Jedd menelan ludah. Keringat dingin mengalir lembut dari keningnya.
"Asoka Bibi ajak ke undangan pesta dansa yang diadakan Kerajaan Amoris Jedd.." Ucap Bibi ke Jedd , yang tertangkap basah mencuri pandang melirikku.
"O..oh..bb..begitu ya" ucap Jedd panik.
"Nah, simpanlah makan malam dari Ibuku. Bisa kau hangatkan lagi untuk besok,saat ingin sarapan." Lanjut Jedd seraya menyodorkan rantang berisi penuh lauk kepadaku.
"Terima kasih Jedd, Ibumu selalu memperhatikanku dengan baik. Besok lusa aku akan mampir sebentar kerumahmu. Tunggu kedatanganku Jedd !" Kataku sumringah.
Benar, sepertinya sudah jarang sekali aku tidak main ke rumah Jedd. Aku ingin bertemu dengan Ibu Jedd untuk berterima kasih secara langsung. Terakhir kali kami bertemu saat upacara kematian orang tuaku 3 bulan yang lalu.
"Oh..oh.. baiklah.. Aku akan tunggu sampai kedatanganmu tiba. Ibuku... pasti akan memasakkan sesuatu yang enak untuk kau makan nanti." Balas Jedd dengan wajahnya yang masih merah.
"Baiklah kalau begitu Jedd, Aku dan Bibi Carla akan bersiap pergi untuk pesta dansa kerajaan. Sekali lagi terima kasih untuk makanannya ! Pasti besok akan kuhabiskan tanpa sisa !" Ucapku lagi dengan mengancungkan jempol ke Jedd. Tentunya Jedd tertawa melihat tingkahku begitu.
Aku dan Bibi Carla segera berpamitan dengan Jedd, dan beranjak naik ke kereta kuda hitam yang cukup mewah, dengan hiasan ornamen khas negara kami. Tempat duduk dengan kulit buaya berwarna coklat keemasan. Jendelanya pun sangat berkarakteristik, terdapat pula ukiran burung flamingo disela-sela ganggang pintunya.
Hati yang tadinya dipenuhi rasa takut dan was-was, untuk datang ke acara pesta dansa kerajaan bersama Bibi Carla, langsung hilang begitu melihat kemewahan sekali seumur hidup.
Maklum saja, keluargaku memang hanya rakyat jelata biasa, yang artinya tidak memiliki gelar kebangsawanan. Untungnya, dari kecil Aku telah diajari cara berdansa yang benar oleh Ayah. Aku berterima kasih sekali pada Ayah, karena ajarannya berguna untuk malam ini.
******
Setibanya kami di Kerajaan Amoris, kami disambut oleh para pengawal Kerajaan. Banyak sekali tamu yang diundang. Kebanyakan mereka adalah tamu yang mempunyai gelar kebangsawanan.
Negara Amoris yang sekarang tengah dipimpin oleh seorang Raja bernama Raja Herly, selama 30 tahun lamanya hingga sekarang. Sang Raja lah yang membuat gelar kebangsawan menjadi 3 tingkatan.
Dimulai dari gelar kebangsawanan paling bawah yaitu Ametis, kebanyakan mereka mempunyai perintah khusus dalam pengelolaan usaha lahan pertanian, perkebunan, dan perternakan. Tingkatan gelar kebangsawanan yang kedua adalah Emerald. Khusus mereka yang bergelar Emerald, melakukan pengelolaan tata laksana pembangunan dalam setiap bangunan di seluruh Kerajaan Amoris. Terakhir, gelar paling atas yaitu kebangsawanan Sapphire. Mereka ditugaskan khusus untuk mengelola hasil bumi atas kekuasaan wilayah Kerajaan. Tidak seperti keluarga kebangsawanan lainnya, yang memiliki gelar Shappire bisa dihitung dengan hitungan jari. Dan kepala keluarga Shappire memiliki hak khusus, untuk keluar masuk istana tanpa harus menunggu izin dari Sang Raja.
"Krrrrrrr...kryukk" mendadak suara perutku bersuara.
Rupanya Aku melamun cukup lama memikirkan banyak hal, tiba-tiba Bibi Carla menghilang dari pandanganku. "Apa mungkin, Bibi ke toilet ya..." Pikirku berusaha untuk tenang.
Bagaimana bisa Aku tenang saat perut keroncongan minta diisi, ditambah lagi Aku tidak mengenal siapapun di pesta dansa ini. Kulangkahkan kakiku, berusaha mencari kembali Bibi Carla.
Ditengah seriusnya mataku mengitari setiap seisi ruangan ballroom , tidak sengaja pandanganku melihat ruang makan yang dikhususkan untuk para tamu. Langsung saja aku beranjak melangkahkan kaki, menghampiri ruangan yang penuh dengan makanan mewah dan lezat itu.
Yang benar saja, sesuai ekspetasiku selama ini. Pilihan makanan sangat banyak di meja makan tepat didepanku.
"Uuuwowww ada udangg !! Lobsternyaaa besarrr sekali ! Waaaahhh buah-buahan segar dengan potongan yang cantik berbentuk hati !!!" Jeritku pelan, mirip seperti kucing yang terjepit.
Kulirik lagi cake dengan hiasan yang sangat rupawan, sungguh tidak tega untuk memakannya. "Sepertinya aku harus mencicipi semuanya." Pikirku kalap dalam hati.
Kemudian diriku langsung mengambil macam cake diantaranya berbentuk hati, segitiga, dan bulat lalu meletakkannya di atas piring yang terbuat dari kristal bening. Memang banyak sekali bentuk cake menggiurkan, yang tergeletak di sepanjang meja ukuran 10 meter itu.
"Happ...hmmmmmm manisssss... ! enakk sekali !!!" Teriakku girang.
Tak sadar suaraku sangat nyaring. Tiba-tiba banyak pasang mata menatapku dengan pandangan aneh.
"Duh malu !!!!" batinku sambil membalikkan badan hendak bersembunyi dari tatapan mereka.
Selang sepuluh menit kemudian, Bibi Carla tidak kunjung terlihat. Aku melangkahkan kaki dengan perasaan khawatir yang mulai muncul, kutengok kanan kiri setiap sudut ruangan yang sangat asing bagiku. Tiba-tiba ada suara yang memanggilku dari kejauhan.
"Asoka... Heii nak..! Bibi mencarimu dimanapun tapi tidak ketemu. Ternyata kau ada disitu... Bibi khawatir sekali" Teriak Bibi Carla dari jauh. Suaranya benar-benar terdengar khawatir.
Aku langsung menoleh ke arah suara Bibi Carla, rasanya sangat lega. Bibi Carla menuju tempatku berada dengan langkah yang cepat. Dari raut wajahnya, kelihatan sekali kalau Bibi Carla kelelahan mencariku.
"Maa..maafkan aku Bibi" Kataku dengan sedikit isakan tangis.
"Sudah sayang tidak apa-apa. Jangan menangis ya..nanti riasan pada wajahmu akan luntur.. sayang sekali kan.." Jelas Bibi Carla berusaha menenangkan.
Diraihnya kedua tanganku oleh Bibi. Dia tersenyum sembari memelukku. "Ayo sudah hampir waktunya, pesta dansa akan segera dimulai.. Bibi yakin, sang Pangeran pasti melihat ke arah gadisku yang sangat cantik ini" Ucap Bibi Carla sambil menunjuk tangannya ke arahku.
"AA..Apa yang Bibi katakan. Itu tidak mungkin
terjadi." Balasku dengan wajah malu-malu.
Alunan musik dari arah ballroom istana mulai terdengar. Tampaknya beberapa pasangan mulai mendatangi ruang dansa yang disediakan. Para tamu berdansa mengikuti setiap dentingan piano yang dimainkan, oleh salah satu pianis terkenal dari kerajaan. Para tamu sangat menikmati suasana ini. Salah satunya Bibi Carla.
Bibi Carla sedikit menggoyangkan pelan tubuhnya mengikuti alunan musik yang memenuhi seisi ruangan ballroom. Didorongnya tubuhku pelan ke arah depan oleh Bibi Carla, menyuruhku untuk berdansa.
"Untuk dansa sekalipun tentu saja, harus ada seorang lelaki yang mengajakku dansa bersama kan Bi." Gumamku pelan.
Memang benar, Aku yang sejak tadi ingin sekali berdansa. Sayang sekali kalau sampai malam ini terlewatkan begitu saja.
Kupejamkan mataku, sambil menikmati setiap musik yang memanjakan pendengaranku. Piano yang iramanya selaras dengan suara gesekkan biola. Riasan dekorasi yang begitu megah. Ditambah pemandangan para tamu yang sedang berdansa dengan anggun. Benar-benar malam yang indah. Sepulang nanti aku akan berterima kasih pada Bibi Carla karena sudah mengajakku kesini.
Lalu kubuka ke dua mataku, samar-samar terlihat siluet tubuh yang familiar. Ternyata orang yang sejak tadi berdiri berjarak 5 meter dariku itu adalah Pangeran Lucas. Tidak sengaja, mata kami saling bertemu. Reflek tubuhku membalikkan badan dengan sendirinya, seakan tahu apa yang ada dipikiranku, tanpa kuperintah.
Keringat dingin mulai muncul. Kulirik Bibi Carla membelalakkan matanya, tampaknya sedikit terkejut melihat sikapku barusan. Tapi nyatanya bukan, sinar wajah Bibi Carla mendadak pucat karena melihat seseorang datang mendekat. Tidak lain yaitu Pangeran lucas menghampiriku.
Langsung saja Aku memperbaiki gestur tubuhku, dan segera menunduk memberi hormat pada Pangeran Lucas. Diikuti Bibi Carla.
"Rupanya, Kau gadis kemarin." Sarkas Pangeran Lukas dengan tatapannya yang tajam.
Aku hanya bisa terdiam, dan sepertinya Bibi Carla terlihat sedikit kebingungan dengan ucapan sang Pangeran.
"Kalau begitu.. maukah kau berdansa denganku?" Ucap Pangeran Lucas tiba-tiba. Dengan postur tubuh sempurna miliknya, sang Pangeran mengulurkan tangannya diikuti kepala yang menunduk sedikit. Sopan dan sangat berkharisma sekali, pikirku.
Sontak tatapan para tamu termasuk Bibi Carla menatapku seakan tidak percaya. Tentu saja mereka terkejut, konon setiap ada acara pesta yang digelar oleh Kerajaan. Pangeran Lucas tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di atas ballroom untuk sekedar berdansa. Akan tetapi kali ini berbeda, apa yang ada di pikiran Pangeran Lucas tentangku ? Rencana apa yang akan dia buat ? Kenapa mengajakku berdansa ? Apalagi diriku hanya seorang rakyat biasa tanpa status kebangsawanan. Pertanyaan demi pertanyaan muncul memenuhi isi kepalaku. Malam ini akan menjadi berita besar, sampai ke penjuru Kerajaan Amoris.
*Bersambung*