Matahari sudah menyinari bumi, cahayanya masuk melalui celah-celah korden yang terbuka. Sekar selalu tidur dengan lampu yang di matikan sedikit cahaya mengenai matanya yang terpejam, ia akan langsung terjaga.
Benar saja ia merasakan silau mengenai mata, pelan-pelan ia bangun. Yang Sekar rasakan pertama kali ialah kepalanya yang amat berat, pening dan susah untuk diangkat. Samar -samar ia tersadar, Sekar meraba benda keras yang ia peluk, bukan guling seperti kumpulan kulit dan err otot keras.
Astaga.... astaga.... ia tidur dengan pria asing, pria yang jumpainya di toilet.
Mampus, sebaiknya Sekar langsung bergegas pergi sebelum pria itu bangun. Tapi saat wajahnya mendongak ia terkejut bukan pria asing, dia tidur dengan Rega. Pria yang ia benci setengah mati. Karena merasa terjebak dengan kesal ia memukuli dada Rega agar lelaki itu bangun.
"Bangun.... bangun... bangun.... brengsek". Dugh... dugh.... dugh...
Karena pukulan Sekar yang lumayan keras, Rega jadi terbangun.
"Aduh...".
"Loe apain gue?? Jawab brengsek!!". Tanya Sekar marah. Lihat wajahnya memerah menahan tangis. Rega yang baru bangun dan melihat muka Sekar yang lucu punya pikiran culas, tidak ada salahnya kan mengerjai Sekar.
"Yah kita gituan, emang kalau cowok sama cewek satu ranjang ngapain!?". Mata Sekar langsung melotot tajam, matanya setajam pisau seperti menusuk sampai ke ulu hati. Dan Rega bersorak dalam hati, ia senang menggoda Sekar.
"Kita ngelakuin itu". Pandangan Sekar yang nyalang kini meredup. Matanya berkaca-kaca. "Jawab ga?? Kita nglakuin itu?".
"Katanya loe udah biasa kan one stand night kan". Tanpa diduga Sekar menunduk lalu pundaknya naik turun terisak-isak. Ada rasa bersalah menggelayuti hati Rega.
"Kar... Sekar". Panggilnya lirih.
"Diem loe... hiks... hiks... hiks... gue kotor. Kenapa loe sentuh sentuh gue lagi... gue jijik sama loe... gue gak mau tangan kotor loe jamah jamah gue... kenapa sih loe gak ngilang dari hidup gue... kenapa loe kejar-kejar gue terus? Gue harusnya udah lupa semua perbuatan loe... kenapa loe harus muncul sih?? Kenapa ga?". Sekar mengambil nafas dalam dalam sambil menangis, ia menumpahkan semua kekesalannya. Tak Rega duga Sekar yang terlihat dingin bisa berteriak memakinya. Kadang lebih baik di pukuli dari pada di maki maki.
" kar... Sekar... gak gitu biar gue jelasin dulu".
"Diem loe!!!". Bentaknya keras. Rega inginnya hanya bercanda tapi candaannya berbuah bencana." Loe udah perkosa gue 11 tahun lalu, belum cukup buat gue menderita?? Belum cukup buat gue sengsara?? cukup loe bikin 11 tahun hirup gue ketakutan sampai gue harus datang ke psikiater. Belum puas loe udah bikin gue hamil dan melahirkan tanpa suami? Loe cuma manusia sampah, loe laki-laki hina dan loe gak pantes disebut manusia. Gue gak mau hamil lagi dari bibit iblis kayak loe. Gue benci banget sama loe.... benci... benci.... ,!!!". Teriak Sekar marah sambil menangis dan memukul serta mencakar-cakar tubuh tegap Rega.
Ucapan Sekar yang terakhir menghantam kesadaran Rega, hamil? Anak?
"Kamu punya anak?". Sekar yang sadar kelepasan bicara langsung berhenti mengamuk lalu diam menutup mulutnya rapat-rapat. "Jawab gue Sekar?? Apa kita punya anak?". Kenapa Keadaannya jadi terbalik harusnya Rega yang takut dan terintimidasi bukan dirinya. karena tak mau rahasianya terbongkar. Sekar memilih turun dari ranjang, secepatnya pergi dari sana.
"Sekar.... tunggu... kita harus ngomong". Rega dengan cepat meraih lengan Sekar, mencengkeramnya erat agar wanita itu tak kabur.
"Apa bener loe pernah hamil?? Apa loe punya anak dari perbuatan gue malam itu?". Sekar bingung harus menjawab apa. Matanya bergerak gelisah seperti mencari celah untuk berlari. Mengenai pertanyaan Rega sebaiknya ia jawab jujur atau tidak.
"Lepasin gue, gue mau pergi!!". Seperti sudah tahu kalau Sekar akan kabur, pergi menghindari pertanyaannya. Rega semakin mengetatkan cengkeram.
"Tatap mata gue.... Sekar. Apa loe pernah hamil anak gue? ''. Mata Sekar bergerak gelisah, ke kiri ke kanan lalu menunduk. Tak mau apa yang ada didalam pikirannya terbaca." Jawab Sekar? Jujur sama gue apa kita punya anak?!!!! ".
"Iya... brengsek. Gue pernah hamil dan punya anak. Puas loe?? Lepasin gue ''. Toh tak ada gunanya berbohong. Ucapan Sekar bagai pukulan telak dan menyerang tepat di jantung Rega.
"Gue gak bakal lepasin loe, sebelum loe jawab pertanyaan gue selanjutnya. Dimana anak itu? Selama ini gue gak pernah lihat loe bawa anak kecil, terus kalau loe punya anak gak ada orang yang pernah cerita itu ke gue termasuk Laras!!".
"Anak itu udah meninggal saat gue nglahirin dia". Sekar sampai menggigit bibir bawahnya, tak enak hati saja harus berbohong. Karena sabda ibu adalah doa. Ia jadi takut sendiri, dalam hati ia banyak banyak minta maaf dan berdoa supaya ucapannya tidak jadi kenyataan
Rega terlalu sok terlalu terkejut dengan kenyataan yang baru saja ia terima . Dia punya anak hasil perbuatan bejatnya 11 tahun lalu.
"Lepasin gue sekarang,, gue mau pulang... loe udah dapat kan jawabannya". Ucap Sekar ketus. Tak ia sangka bukannya Rega melepasnya, lelaki itu malah Menatapnya tajam. Harusnya Sekar kan yang lebih galak.
"Belum, gue butuh penjelasan loe lebih detail". Ucapan Rega seperti perintah yang tak bisa dibantah. Sekar bingung ia akan mengarang cerita seperti apa nanti.
Kini mereka sudah berada di restoran milik hotel yang mereka tiduri semalam. Keduanya sudah berganti pakaian santai dan duduk berhadap-hadapan, saling menatap tanpa ada yang mau buka suara. "Jadi Kenapa dia meninggal dan umur dia berapa tahun saat meninggal?".
"Hah? Siapa??".
"Anak kita,,,". Seperti tersadar Sekar langsung gelagapan. Sedikit memutar otak Walau hatinya berat harus mengarang kebohongan seperti ini.
"Dia meninggal saat dilahirkan". Sekar menyesap kopinya banyak-banyak, lidahnya pahit harus mengarang cerita bohong.
"Kenapa dia meninggal?". Aduh pake tanya lagi kenapa? Putar otakmu Sekar.
"Dia meninggal karena lahir prematur dan malnutrisi". Empat jempo buat kamu, Sekar. Dari mana kamu dapat cerita bagus seperti itu. Harusnya kamu gak jadi arsitek tapi penulis skenario. "Gadis berusia 17 tahun, hamil tanpa suami dan tak punya sanak saudara.loe tahu kan endingnya kayak apa??". Sekar sudah lebih pintar, tahu jawaban yang akan ditanyakan Rega selanjutnya tanpa bertanya.
"Dia laki laki atau perempuan?". Tanpa Sekar sadari Rega yang tak tahu kalau sedang dibohongi menangis. Hatinya getir mendengar anaknya meninggal karena malnutrisi sedang dirinya menghambur-hamburkan uang dengan beberapa perempuan.
"Kenapa loe gak cari dan minta pertanggungjawaban gue saat itu??".
"Dia laki-laki, cari loe? Setelah loe ngancem gue di cafe. Mau jadiin gue budak seks loe? Gue masih waras ga, lagipula belum tentu loe mau tanggung jawab. Yang ada loe pasti kasih gue uang buat gugurin''. Rega lupa kejadian itu sudah berlangsung 11 tahun lalu, dan saat itu usianya masih 19 tahun. Sekar benar,, mungkin dia enggan bertanggung jawab.
"Makasih udah mau hamil anak gue walau yah dia harus meninggal dan jujur tadi malam gue gak ngapa-ngapain loe. Sumpah!!". Sekar hanya berdecih tak percaya, orang brengsek seperti Rega tidur satu ranjang dengan perempuan dan tak melakukan apapun. Mustahil
"Gue gak percaya loe gak ngapa ngapain gue". Rega malah tersenyum, Sekar benar ia sempat mencuri ciumannya.
"Pas loe bangun, baju loe utuh nggak? Gue telanjang apa nggak". Iya ya? Sekar Kenapa bodoh gini, malah dia yang memeluk tubuh Rega saat bangun.
"Kan bisa aja loe pakein baju gue setelah nglakuin itu". Rega masih menetapnya sambil tersenyum. Entah Kenapa senyuman Rega yang tenang begitu mengusik nurani Sekar. Ada rasa ingin percaya dengan apa yang diucapkan lelaki ini.
"Bagian bawah loe sakit nggak, kalau gue jebol loe kemarin pasti rasanya sakit". Nggak sakit, Sekar tidak merasakan apapun. Kenapa dia tidak memikirkan sampai kesana. Bikin malu saja, ingin minta maaf gengsi dong. Jadi Sekar memilih diam.
"Gue boleh tahu makam anak kita dimana?".
Pertanyaan yang membuat Sekar harus memutar otaknya kembali.
"Makamnya jauhh.... banget. Jauh dari sini".
"Tapi loe ingat alamatnya?? Nanti gue minta ya??".Sekar pusing, ia harus menulis alamat makam yang mana?? Bagaimana setelah Rega kesana tak menemukan apapun. Bisa curiga dia!! Apa perlu Sekar memalsukan makam? Bertambah kebohongan dan dosanya lagi dong. "Apa bener kamu takut sama gue sampai harus datang ke psikiater".
"Iya". Jawab Sekar enteng, tanpa melihat ekspresi Rega jadi sedih dan nestapa.
"Kalau gituh mulai sekarang. Gue gak bakal ganggu ganggu hidup loe lagi, gue gak bakal Kejar kejar loe lagi". Harusnya Sekar senang mendengar pernyataan Rega, bukankah itu yang ia inginkan. Tapi kenapa hati kecilnya merasa tak senang, Sekar seperti merasa kehilangan.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Kalau berniat beli cerita sekar, sudah ada di google play book dan di sana sudah tamat dengan lebih dari 35 part