Chereads / 12 Stars for The Moon / Chapter 18 - Start

Chapter 18 - Start

Ternyata ucapan ana tidak di mengerti oleh para guardian, mereka malah terdiam dengan tatapan bingung yang membuat ana kesal sendiri. Bukankah kata katanya sudah jelas jika mereka akan menjadi sasaran para iblis itu memang benar. Tangga melingkar ini akan membawa mereka ke tempat dasar dari tanah suci anthera. Disana mereka akan diuji secara mental dan juga fisik, tak hanya itu disana bukanlah tempat yang bagus untuk mereka. Karena nyatanya tempat itu cukup mengerikan dan tak akan pernah mereka bayangkan sama sekali. Walau dari luar tempat itu cukup menarik dan indah tapi itu bukanlah tempat yang patut di masuki.

Tapi para guardian harus masuk kesana karena takdir yang mengikat mereka. Karena cara ini lebih efektif untuk meningkatkan mental dan fisik mereka untuk melawan iblis. Kekuatan para iblis tidak seperti para kaum lain yang mengandalkan pengetahuan tapi kekuatan iblis mengandalkan seberapa banyak mereka membunuh dan juga bekerja dengan roh. Hal itu harus mereka hindari jika tidak ingin mati menjadi santapan para roh itu. Makanya waktu guardian terdahulu mati para roh mengincar jiwa mereka yang kuat untuk hidup mereka yang abadi.

"Aku tak mengerti maksudmu" ucap ivan menatap ana yang malah terkekeh

"Aku kira kalian cukup pintar tapi ternyata tidak" sahut ana mengeluarkan cermin jiwa

"Coba lihat cermin ini, jiwa kalian masih abu abu bukan tapi itu hanya sementara karena jiwa kalian mulai berubah untuk seterusnya dan hal itu akan membuat jiwa kalian menjadi hitam kelam atau putih bersih. Dan iblis memanfaatkan jiwa abu abu kalian itu dan mulai membunuh kalian dengan cara membunuh mental kalian. Jika itu terjadi kalian tidak bisa membunuh raja iblis" ucap ana lagi menunjukkan dimana dalam tubuh mereka ada cahaya berwarna abu abu

Tapi ada yang aneh dengan jiwa milik daniel dan arsen yang lebih terlihat gelap dari pada yang lain, walau warnanya masih abu abu tapi abu abu tua termasuk hal yang gawat jika sampai akhirnya menjadi hitam. Jika itu terjadi mereka akan mati ditangan iblis dengan mudah.

"Dan untuk kalian berdua sebaiknya kalian harus hati hati mulai sekarang karena mental kalian sangat lemah" lanjut ana menunjuk arsen dan daniel yang hanya bisa diam

"Jadi maksudmu, kami akan dibunuh oleh iblis sebelum perang begitu" sahut lucas yang memang pintar dalam segala teka teki seperti ini

"Yup..benar sekali, karena jika salah satu dari kalian mati maka perang itu tak berguna sama sekali bukan" jawab ana dengan wajah bahagia yang malah membuat dirinya terlihat aneh di manik para guardian

"Sebenarnya dibawah sana ada apa" tanya daniel menatap takut karena jiwanya yang gelap

"Pertanyaan yang bagus, tapi sebenarnya tidak ada apa apa sih hanya terdapat beberapa panggung berbentuk bintang yang akan kalian gunakan untuk melawan jiwa gelap kalian" jelas ana sedikit bingung harus menjawab apa

"Jadi ayo lanjut, ah..karena kalian sangat lama dan aku tak punya waktu kita gunakan teleportasi saja oke" ucap ana menyatukan tangannya membuat mereka sampai di dalam lubang berbentuk bintang itu

Hawa panas dan dingin menjadi satu ditempat itu, ada perasaan emosi yang membuncah disana tapi mereka tak tau dari mana emosi itu berasal. Dan benar apa yang dikatakan ana bahwa hanya ada dua belas panggung bintang kecil yang melingkar dan saling terhubung dengan sebuah menara yang tak terlalu tinggi. Menara yang terdapat simbol zodiak yang melingkar sesuai urutan. Bagian atas menara terdapat bintang besar yang menjadi hiasan yang sangat indah. Tapi bintang besar itu bukanlah hiasan saja tapi itu adalah bintang yang akan menyatukan kekuatan mereka.

"Kalian duduk disana sesuai dengan zodiak kalian" ucap ana menyuruh para guardian untuk segera melakukan menyatukan kekuatan

Tak ada yang berbicara dan mereka hanya bisa langsung duduk di panggung kecil berbentuk bintang itu. Tak lama kemudian ana mengucapkan mantra sampai sebuah cahaya ungu keluar dari simbol mereka lagi. Tubuh para guardian bercahaya sesuai dengan warna keberuntungan mereka. Suara teriakan terdengar namun ana hanya mengabaikannya dan terus mengucapkan matra. Para guardian kesakitan mereka merasa jiwa mereka akan terlepas begitu saja. Rasa seakan akan mereka akan mati itu tak berhenti dengan cepat karena aliran cahaya itu menjadi sebuah kesatuan yang berwarna putih.

Setelah kekuatan mereka bersatu rasa sakitnya mulai memudar tapi tidak dipungkiri jika masih terasa sakit di seluruh tubuh mereka. Tubuh mereka sudah berkeringat karena hal ini, padahal mereka masih baru memulai ini semua setelah ini. Tidak lama setelah itu mereka berdua belas terbatuk dengan darah yang juga ikut keluar. Ana memerintahkan mereka untuk memberikan darah mereka di simbol zodiak yang ada di panggung bintang masing masing. Sampai cahaya putih kembali terpancar dan membuat mereka kembali merasakan sakit. Entah apa ini tapi rasa sakitnya sungguh bukan main main, mereka tak menyangka inilah yang dimaksud ana soal rasa sakit yang sebenarnya.

"Dengarkan aku, setelah ini kalian bukanlah anak yang memiliki takdir guardian tapi kalian adalah guardian yang akan menjadi sasaran para iblis" ucap ana menatap khawatir cahaya putih yang menyelimuti bintang di menara itu

Simbol di menara menyala dan kekuatan mereka terkunci, cukup lama mereka menarik nafas dengan terburu buru. Mereka tak tau apa yang terjadi dengan jelas kecuali rasa sakit yang mereka rasakan adalah nyata. Sebenarnya ana tak menginginkan untuk harus mengorbankan para guardian seperti ini tapi dia tak bisa melakukan apa pun. Jika saja para angel mau membantu mungkin para guardian tak harus merasakan sakit sendirian. Rasa iba dan takut menyelimuti ana dan dia tak bisa melakukan apa pun itu lebih mengerikan. Tapi dia berharap bahwa takdir para guardian sekarang tidak akan seburuk guardian terdahulu.

"Sekarang kita masuk ke inti, siapkan mental dan fisik kalian oke" ucap ana lagi yang hanya dibalas anggukan oleh para guardian yang sudah tak kuat untuk bersuara

Tak lama kemudian cahaya putih itu memasuki tubuh para guardian, teriakan rasa sakit kembali terdengar sampai beberapa kali para guardian harus bersujud karena rasa sakitnya. Ana hanya bisa diam dengan tangan yang mulai membentuk pola bintang, dia menambahkan kekuatan di dalam tanah suci anthera untuk para guardian. Tidak selang lama para guardian mulai ada yang pingsan dan cahaya itu mulai memudar. Hanya enam orang saja yang masih sadar walau sudah mencapai batasnya. Ana bersyukur walau hanya eros, caesar, damian, jerome, ivan, dan andrian yang bertahan.