Chereads / Dokter dingin / Chapter 5 - Guru baru

Chapter 5 - Guru baru

"Zia!" Zia membalikkan badan ketika ada yang memangil namanya. Senyumnya melebar ketika tau siapa yang sudah memanggilnya.

"Lo baru nyampek? tumben cepat." Ucap orang tersebut pada Zia ketika ia sudah bersisian di sisi gadis itu.

"Lo juga baru nyempek." Balas Zia.

Gadis yang menyapa Zia tadi hanya bisa menyengir pada sahabatnya itu.

Mereka kembali melangkah beriring-iringan menuju kelas mereka.

"Eh Zi, lo tau gak kalau ada guru baru?"

Zia menaikkan alisnya bingung, " gak tau, lo tau dari mana Ya?" Tanya Zia penasaran.

"Dari Siska yang ekskul sore kemaren, katanya ia melihat guru itu berjalan bersama kepsek menuju gerbang. Dan lo tau apa yang lebih mengejutkan?" Tanya Yana pada Zia.

Zia menggeleng tanda tidak tau, ia menunggu kelanjutkan ucapan Yana.

"Dia anak pemilik sekolah, dan dia tampan anjirr!!" Ucap Yana heboh. Saking hebohnya mereka sampai menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat di koridor.

"Ck, Ya suara lo gak ada yang lebih besar lagi." Decak Zia kesal.

"Emang lo udah liat orangnya? sampai bilang dia tampan."

Yana menggeleng polos pada Zia. "Tapi kata Siska dia tampan loh Zi." Ucapnya pelan.

"Kalau udah cogan aja cepet lo."

Mereka kembali meneruskan langkah menuju kelas dengan sesekali di iringi dengan kehebohan Yana yang membicarakan guru baru yang tampan.

"SISKA!!" orang yang di panggil Yana terlonjak kaget di bangkunya.

"YANA SUARA LO!!" balas Siska tak kalah keras.

"YANA SISKA SUARA KALIAN!!" teriak Zia juga. Dan mereka bertiga hanya bisa tertawa karna sudah membuat kelas yng awalnya sepi menjadi berisik.

Yana langsung mendekat pada Siska dan menyuruh gadis itu untuk menjelaskan perihal guru baru yang sempat mereka bicarakan kemaren. Karna Zia tidak percaya dengan ucapan Yana barusan, membuat gadis berambut sebahu itu geram.

"Ka, lo kasih tau deh tentang guru tampan itu pada sahabat lemot kita ini."

Siska langsung menceritakannya dengan antusias. Dari ketidak sengajaannya yang meninggalkan kunci mobil di ruang ganti lalu menemukan kepala sekolah SMA Bima yang sedang berjalan bersama seorang pria tampan, membuat sifat keponya seketika keluar. Ia mencoba mencuri dengar pembicaraan dua orang itu dari jarak aman.

"Jadi nak Radit sudah bisa mengajar mulai besok." Ucap pak kepala sekolah.

"Iya pak, terima kasih atas kerja samanya." Jawab Radit.

"hahaha seharusnya saya yang terima kasih karna nak Radit sudah mau berkunjung kesini." Ucap pak kepala sekolah lagi.

Radit membalas tersenyum. Setelah sesikit basa basi Radit pamit karna ada urusan lain.

"Oke, terima kasih pak. Kalau begitu saya pamit dulu." Balas Radit sambil tersenyum.

"Iya, saya titip salam untuk bapak Rio ya." Balas pak kepala sekolah.

"Baik nanti saya samaikan. Kalau begitu saya pamit permisi." Kepala sekolah mengangguk mempersilahkan.

Setelahnya Radit melangkah mendekati mobilnya dengan satu kelakson ia meninggalkan palataran parkir sekolah.

"Jadi gitu ceritanya." Ucap Siska setelah memceritakan apa yang ia dengar kemaren.

"Jadi namanya pak Radit?" tanya antusias Yana. Siska mengangguk dan kembali bercerita betapa tampanya guru itu.

Zia yang sudah terbiasa dengan tingkah kedua sahabatnya hanya bisa memutar bola mata jengah, ia memilih duduk di tempatnya di samping Yana, dan memulai berseluncur di dunia maya.

Bel tanda masuk berbunyi, kelas yang tadi ramai seketika hening. Mereka semua terpesona dengan orang baru yang ada di depan sana. Jangan tanyakan Zia, ia bahkan tidak berkedip, bukan karna terpesona atau kagum dengan orang tersebut. Tapi ia syok melihat wajah orang yang sudah membuatnya kesal di hari pertama berjumpa. Dunia serasa sempit baginya.

"Selamat pagi semua. Perkenalkan saya Raditya Abraham guru bahasa inggris baru yang akan menggntikan guru lama kalian yang sudah pindah tugas." Ucap Radit meperkenalkan diri.

Ia mentap wajah murid-murid baru yang akan ia ajar. Matanya langsung fokus pada gadis yang duduk di sudut kanan dari belakang. Gadis itu bahkan tidak berkedip menatap ke arahnya.

Radit mengulum senyum geli melihatnya. Ia berdehem mengllihkan semua fokus sisiwinya termasuk gadis kecilnya.

"Apa ada yang ingin di tanyakan?"

Setelah Radit mengajukan pertanyaan, kelas yang tadinya hening seketika riuh karna pertanyaan-pertanyaan absurd dari para sisiwi.

"Bapak udah nikah?!"

"Bapak mintak nomor WA!"

"Bapak belum punya pacar kan?!"

"Bapak tinggal dimana?!"

"Bapak benar anak pemilim sekolah?!"

Itu hanya sebagian pertanyaan yang dapat di dengar Zia. Bahkan kedua sahabatnya juga ikut-ikutan berantanya dengan pertanyaan absurd itu.

"Sudah-sudah. Saya rasa saya tidak bisa menjawab semuanya tapi yang saya akan menjawab satu saja agar kalian puas." Ucap Radit menenangkan.

Ia menatap kearah satu objek dan kembali berucap. " Saya single, tapi saya sedang menunggu seseorang untuk mengingat tentang saya. Jadi lebih tepatnya saya sudah punya calon." Ucap Radit dengan senyum manis.

Semua orang mendesah kecewa, mereka tidak terima karna sang guru baru nan tampan sudah punya calon.

Zia menatap Radit heran, pria itu bicara tapi matanya menatap dirinya. Tidak memperdulikan keheranannya Zia memilih mengambil buku pelajarannya dan mengeluarkan beserta alat tulis.

Radit kembali menenangkan fans barunya itu dan memulai pelajaran pertama mereka.

****

Bel istrahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. Dan sekarang Zia dan para sahabatnya sudah berada di kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah demo minta diisi.

"Lo mau apa Zi?" tanya Siska.

"Bakso sama es teh aja deh." Balasnya.

"Kalau lo Ya?" kali ini Siska bertanya pada Yana.

"Sama in aja" balasnya kembali fokus pada layar handphonenya.

Siska mengangguk berjalaneninggalakan sahabatnya untuk memesan makanan mereka.

"Lo ngapain sih, dari tadi senyum-senyum gak jelas." Tanya Zi heran melihat tingkah Yana.

Yana menyengir ke arah Zia."Kak Nando ngajak gue jalan." Ucapnya senang.

Mulut Zia sepontan membulat.

"Kak Nando ketua basket?" tanya tak percaya. Yana mengangguk dengan antusias lagi.

"Demi apa lo di ajak kencan sama dia gimana ceritanya." Tanya Zia lagi.

Ketika Yana akan bercerita, Siska datang dengan pesanan mereka di bantu oleh ibu kantin. Setelah ibu kantin pergi Zia kembali mececar Yana agar kembali bercerita.

"Sekarang cerita Ya."

"Cerita apa?" tanya Siska bingung.

"Yana mau kencan sama kak Nando." Jawab Zia.

Siska langsung tersedak minumannya.

"Wah demi apa Ya! cerita sekarang." Minta Siska tidak sabar.

Yana hanya bis meringis dengan paksaan sahabat-sahabat rasa nano-naonya ini. Ia lupa kalau sahabat-sahabatnya ini akan heboh jika tau ia sedang dekat dengan seseorang.

Apalagi dengan Nando si ketua basket putra yang di kenal sangat cuek dengan sekitar.

"Iya, gue cerita." Ucap Yana.

Ia akhirnya menceritakan bagaimana sang idola SMA Bima bisa dekat denganya.