Chereads / Cinta Pilihan / Chapter 3 - 002 Gunawan dan Milanna

Chapter 3 - 002 Gunawan dan Milanna

.

" Mas Rega, kita doakan yang tebaik untuk Gunawan juga Anna!" Tutur Nabilla menatap sendu pada Rega yang terus gelisah di tak hentinya mondar-mandir di depan pintu kamar Gunawan.

Dari arah lain seorang perawat berlari kecil sembari mencari Rega dan sang istri hendak memberikan kabar tentang keadaan Milanna.

"Pak Rega, Bu Rega, Anda keluarga Nyonya Gunawan bukan? Nyonya Gunawan kini dalam keadaan kritis. Dokter meminta keputusan dengan cepat agar dapat segera melakukan penanganan untuk melindungi ibu dan si janin." Jelas sang perawat yang menunjuk kondisi Anna yang memburuk.

Keduanya pun segera datang melihat kondisi Milanna yang belum juga sadar sedangkan detak jantungnya mulai melemah.

"Dengan berat hati saya meminta keputusan Anda, jika harus menyelamatkan salah satu, kami harus menyelamatkan ibu atau sang janin? Mengingat Kondisi janin di dalam masih sehat. Namun jika kondisi ibu ikut melemah maka kedua janin Nyonya Gunawan juga tidak akan tertolong." Jelas Dokter dengan wajah sendu menyampaikan semua kenyataan berat ini.

Seketika tangis Rega yang seorang lelaki pun pecah dan mengeluarkan semua kepedihan di hatinya.

"Selamatkan yang kemungkinan bisa bertahan lebih besar, Dok!" Sahut Nabilla berucap dengan cepat karena tahu jika sang dokter membutuhkan kepastian segera.

"Nabilla tidak bisa semudah itu membuat keputusan!" Sahut Rega menggertak sang istri.

"Mas kita harus selamat kan salah satu dari mereka jika tidak bisa keduanya! Mereka butuh penanganan segera! Jangan sampai kita mengecewakan Gunawan!" Nabilla mencoba mengembalikan kondisi Rega agar dapat kembali berpikir jernih.

"Tapi Gunawan ingin Milanna diselamatkan,..., Selamatkan Anna!" Rega membuat keputusan segera.

"Tunggu Dokter! Siapa yang kemungkinan bertahannya lebih besar? Sang Anak atau ibunya, tolong katakan Dokter!" Sahut Nabilla meminta pertimbangan kepada sang dokter.

"Kemungkinan besar janinnya masih bisa bertahan jika kita mengeluarkan lebih cepat. Karena kondisi sang ibu sangat lemah, jika sampai pasokan dan darah dan nutrisi ke janin berkurang, kemungkinan janin tidak akan bisa bertahan lebih lama di dalam." Jelas sang dokter.

"Baiklah dokter, selamatkan yang paling bisa bertahan. Jika memang bayi itu kuat. " Rega meletuskan kata terakhirnya sehingga dokter itu pun mantap melakukan tindakan di dalam ruang ICU.

"Mas Rega, mas sudah membuat keputusan yang tepat. Sekarang kita serahkan saja kepada Allah, Mas. Kita sudah berusaha sekuatnya." Tutur Nabilla memeluk Rega dengan erat. Ia tahu suaminya itu sedang merasa bersalah kepada Gunawan.

Tak lama setelah itu Milanna di keluarkan dari ICU dan dipindahkan ke dalam kamar operasi. Dan mereka berharap itu 'bukan' terakhir kalinya mereka melihat Milanna bernafas. Mereka berharap Milanna terus hidup. Lantaran sebelum kebakaran ini terjadi Milanna sempat menyampaikan ia akan rela jika harus mempertaruhkan nyawanya asal bayi ini selamat. Karena sudah enam tahun sejak pernikahannya dengan Gunawan ia tak kunjung memiliki momongan. Hingga akhirnya ia berhasil memilikinya setelah melewati proses program bayi tabung yang telah dilakukan sebanyak tiga kali. Dan baru kali ketiga ini ia berhasil.

Namun keadaan tak berpihak kepada Anna dan Gunawan. Karena saat tiba detik-detik menantikan kelahiran sang buah hati justru mereka mengalami nasib malang ini. Bagaimana hati Rega tak tersayat melihat pasangan sahabatnya itu kini harus menerima nasib yang demikian karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab.

Sambil menunggu operasi Milanna, Rega kembali ke kamar Gunawan. Sedangkan Nabilla tetap menunggu selesainya proses operasi kelahiran anak Milanna.

Sementara itu, Rega menatap kosong pada tubuh Gunawan yang tertutup selimut putih. Dokter menghampiri Rega sembari menggelengkan kepala.

"Maafkan kami Pak Rega, Pak Gunawan tidak berhasil diselamatkan. Ia tidak bisa tertolong lagi. Kami sudah berupaya semaksimal mungkin, namun sepertinya Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Kami harap Pak Rega bisa bersabar menghadapi semua keadaan ini." Ujar Doker sebelum meninggalkan Rega dan jasad Gunawan.

Rega hanya terpaku menatap tubuh Gunawan yang terbujur kaku dan sudah lepas dari semua penderitaan duniawinya. Namun ia belum sempat melihat anaknya yang sebentar lagi lahir.

Rega menatap tubuh yan tak lagi bernyawa itu. Ia membuka selimut yang menutupi wajah Gunawan dan melihat jika Gunawan memejamkan mata sambil tersenyum. Seperti lepas semua beban karena sudah menitipkan keluarga kecilnya pada sahabat yang paling ia percaya yaitu dirinya.

Rasanya tak percaya melihat Gunawan seperti ini. Padahal kemarin mereka sedang mengerjakan proyek besar bersama, minum kopi bersama bahkan sering nge-gym bersama. Namun kini mereka sudah terhalang oleh dinding tembok yang tak dapat ditembus apapun. Yakni maut.

Di saat yang sama, kabar lain diterima Nabilla yang sedang menunggui Milanna. Operasi Anna berhasil. Kedua bayi Anna lahir selamat. Keduanya berjenis kelamin berbeda. Yakni satu laki-laki dan yang lain perempuan. Meski begitu Doker menyampaikan jika kondisi jantung Anna masih belum stabil. Perlu penangangan lebih lanjut nantinya bersama ahli jantung.

Di arah lain, Rega terlihat murung dan berjalan dengan muram. Ia lalu memeluk Erat-erat istrinya seraya bersyukur jika ia kini masih diberi kesempatan untuk hidup lebih lama bersama Nabilla. Terlalu berharga waktu untuk dibuang begitu saja, dan ia akan memanfaatkan waktu yang diberikan untuknya untuk menghabiskan waktu bersama Nabilla selama masih banyak waktu yang diberikan oleh Allah untuk mereka.

"Yang sabar, Mas. Setidaknya, Anna dan anak-anaknya selamat. Jangan putus asa, Mas. Gunawan itu milik Allah, jika Allah sudah berkehendak, maka kita harus ikhlas dengan apapun pemberian Nya. Itu pasti yang terbaik." Hibur Nabilla kepada sang suami.

********

Pada saat pemakaman Gunawan, sang Ayah baru saja terlihat. Rega melihat pria itu menatap pilu pada gundukan tanah pemakaman Gunawan tersebut.

"Bayi mereka sudah lahir dengan selamat! Ada baiknya Anda bisa melihat keadaan keduan anak Gunawan itu, Pak!" Tutur Rega ke hadapan Puguh Ranu Arjanta ayah angkat Gunawan Arjanta.

"Aku tidak mengakui bahwa mereka adalah cucuku. Mereka merupakan anak-anak dari perempuan murahan itu. Dari awal aku tidak setuju jika Gunawan menikahinya tetapi tetap saja Gunawan tidak mengindahkan kata-kata ku. Maka aku tidak akan mau mengakui mereka sebagai cucuku. Ingat itu baik-baik Restu Narega!" Jawab Pak Puguh kepada Rega.

Jawaban itu sangat menohok batin Rega. Dan ia pun tidak akan memaksa Pak Puguh untuk menerima bayi-bayi mungil dan tak berdosa itu untuk diikutkan dalam kebencian Pak Puguh akan Milanna.

*****

Dua hari berselang. Keadaan Milanna sudah sadar namun masih lemah. Ia masih butuh banyak istirahat. Bahkan ia pun masih dalam keadaan linglung dan belum sadar jika ia sudah melewati persalinan malam itu.

Dari hasil pemeriksaan, jantung Milanna membesar membuat nya agak susah bernafas. Maka dokter memberikan pengawasan khusus terhadap kondisi Anna agar jika sewaktu-waktu terjadi serangan pada jantungnya, maka hal itu dapat diatasi lebih cepat.

Pada saat telah sadar, Anna pun dipertemukan dengan kedua bayinya dan ia sangat terharu. Ia sempat membelai kedua bayi lucu itu namun masih tak kuasa untuk menggendongnya. Nabilla menitikkan air mata haru dan bahagia melihat betapa Anna begitu bahagia telah melahirkan anak-anaknya.

Nabilla rutin menanyakan kondisi kedua buah hati Anna dan Gunawan itu. mereka terlihat lincah dan aktif di ruangan bayi. Dan itu menjadi penghibur tersendiri bagi Nabilla yang baru saja keguguran akan bayinya karena kandungannya lemah hingga tak bisa mempertahankan sang janin walau sudah melakukan Bed Rest selama ia hamil kemarin.

Menjelang malam, Rega datang ke rumah sakit untuk membantu Nabilla menjaga Milanna dan kedua bayinya. Hingga bersamaan degan kedatangan Rega, perawat yang baru saja memeriksa keadaan Milanna terlihat panik saat keluar dari kamar Anna itu.

"Maaf Bu, Pak, Pasien sedang susah benafas. Tolong jangan diajak bicara lebih banyak dulu." Pinta perawat itu pada Rega dan Nabilla.

"Nabilla,.... Nabilla...." Panggil Anna dari dalam kamar.

"Saya akan panggil Dokter telebih dahulu. Tolong Anda jaga pasien sampai Dokter datang." Tukas sang perawat sebelum meninggalkan ruang an.

"Nabilla, Rega, aku titip anak-anak aku! Hhhhhhh.... Tolong jaga mereka dengan baik hhhh..... Jangan kalian sia-siakan mereka!" Pinta Anna dengan berurai air mata.

"Anna kamu harus bertahan Anna! Kasihan anak-anak mu Anna! Bertahan lah!" Seru Nabilla menangis tak kuasa.

"Itu mas Gunawan datang. Ada ibuku juga, mereka sudah datang, Billa!" Bisik Anna sembari melihat ke langit-langit di atasnya sebelum akhirnya ia pun tak sadarkan diri.

"Gunawan? Ibu Anna? Mereka itu sudah meninggal semua. Aku panggil perawat dulu." Rega panik menghadapi situasi ini.

"Cepat, Mas!" Timpal Nabilla dan ia pun kembali mengguncangkan tubuh Anna dan menepuk-nepuk pipi Anna berharap Anna sadar. "Ann,a bangun Anna! Anna!"

Namun semua sia-sia. Anna tidak juga membuka matanya. Jantungnya sudah membengkaknya menutupi paru-parunya hingga membuat nya sulit bernafas. Ia sudah kehabisan oksigen, oksigen yang ia hirup tak mampu memenuhi kebutuhan tubuhnya. Dan mulai dari saat itulah si kembar pun tak punya ayah maupun ibu.

.

.

.

.

.

sedih memang

Yuk dopping semangat author dengan meninggalkan komentar-komentar kalian.

Author akan up tiap hari buat kalian yang senantiasa mengikuti cerita ini....