Remang-remang cahaya lampu berwarna kekuningan, berpendar, menerangi lantai rooftop yang kotor, penuh debu juga salju-salju tipis. Eugene berjalan menyusul, setelah membersihkan bekas kembang api, ia tak mau rooftop menjadi kotor karena mungkin saja tempat ini akan sering ia kunjungi. Meraih tangan Michelle, lalu menggenggamnya erat. Lesung pipinya terbentuk saat tersenyum. Pencahayaan yang remang tak membuat kadar masih dalam senyum itu berkurang. Tapi tetap saja, Michelle tak ingin terlihat terpesona lagi. Eugene mungkin saja akan menggunakan itu untuk menggodanya terus menerus.
"Michelle... Michelle..."
"Apa."
Tak ada tanda tanya yang berarti ucapan tadi memang bukan pertanyaan. Michelle sama sekali tak penasaran kenapa Eugene memanggil, ia hanya menjawab agar pemuda itu tak memanggilnya berulang kali. Kesal juga mendengarnya.
"Hati-hati, di sini cukup gelap." Eugene melangkah lebih dulu menuruni tangga, tautan tangan mereka tak lepas, malahan semakin ia eratkan.