"Maaf aku tak tahu kalau kau akan mengajak ku pergi ke gereja, aku baru bangun..."
Eugene duduk di atas karpet, memperhatikan gadis berambut coklat yang memunggunginya lalu berjalan ke kamar. Bisa ditebak akan ganti baju. Tapi.. tapi kenapa pintunya tak ditutup?!
"Tu—tutup pintunya dong!" pekik Eugene dengan cepat mengalihkan wajah. Apa ini, mungkinkah Michelle tahu jika perasaannya sedang buruk hari ini? Jadi sengaja buka-bukaan seperti tadi?
"Pintunya rusak, jadi kau saja yang alihkan pandanganmu kalau tak mau ku pukul."
Sudah tahu begitu kenapa malah mengajaknya masuk? Dia kan tetap laki-laki. Orang yang bisa saja melakukan hal-hal buruk padanya.
"Kenapa kau malah mengajak ku masuk? Memangnya tak takut kalau aku begitu padamu?"
Cepat usir saja. Kalau begini malah membuat debaran di dadanya semakin membuncah. Membuat perasaan kesalnya perlahan memudar, terganti oleh pipinya yang memanas.
"Kenapa harus takut? Aku mempercayaimu."
Percaya yah?