"Jika mau, aku bisa membelikan mu celana dan sepatu baru—"
"Tidak apa-apa nek.." Eugene membungkuk dengan sopan. Hanya dikencingi tak akan membuatnya mati. Dan juga ia masih penasaran dengan pemuda yang baru saja ia lihat. Aiden semakin berjalan menjauh, Eugene tak bisa tinggal diam saja.
Ia langsung bergegas meninggalkan nenek itu, setelah sebelumnya berterima kasih dan mengatakan tidak usah.
Setengah mengendap Eugene berusaha menjaga jaraknya agar masih bisa melihat Aiden. Pemuda itu tampak mengecek jam di tangannya. "Dia terlihat terburu-buru... aneh" Eugene tak henti berspekulasi atas apa yang ia lihat.
Aiden melambaikan tangannya pada sebuah taksi. Eugene semakin menautkan alisnya. "Kenapa dia malah naik taksi ?" Ada banyak pertanyaan yang tersusun di kepalanya. Eugene harus tetap mengikuti Aiden hingga ia menemukan sendiri jawabannya.
Eugene tak menunggu lama, ia bergegas memanggil taksi apapun yang ada didekatnya. Walau harus menyelip antrian orang lain.