Kilas balik,12 tahun yang lalu ...
Seorang bocah laki-laki yang bersembunyi di balik semak-semak dengan wajahnya yang tegang, sedang menyaksikan sebuah akhir dari pertempuran hebat. Pertarungan para pahlawan melawan makhluk yang tidak jelas wujudnya karena terlalu jauh dari pandangan seorang bocah yang sedang ketakutan setengah mati sambil menutup mulutnya sendiri agar tidak ketahuan, kalau ia sedang bersembunyi. Yang pasti mereka(musuh) bukanlah sosok manusia yang sedang dihadapi oleh para pahlawan tersebut.
"Ini adalah kekalahan dari kalian! Kalian harus pergi atau kami lenyapkan sekarang juga!?"
"Baik! Kami akan pergi. Meski kami mengalami kekalahan telak, sekiranya kalian harus menerima konsekuensi seranganku untuk yang terakhir kali. Agar kami kalah tanpa hasil yang sia-sia. Terima ini..!!!"
Sebuah cahaya yang sangat silau muncul entah dari mana asalnya setelah musuh melancarkan sebuah serangan. Perlahan mulai menghilang kesilauan cahaya tersebut. Tanpa memberi damage apapun, tapi...
"akh, apa yang terjadi!?"
"Apa yang kita lakukan disini?"
Semua pahlawan nampak bingung seakan mereka tidak mengingat apapun yang sudah terjadi.
"Haha.. Kalian rasakan! Itu sebuah cahaya yang bisa menghapus ingatan kalian mengenai semua tentang kami, bahkan tentang siapa diri kalian di mata masyarakat, kerabat, keluarga serta.. Di mata dunia"
"Tapi!! Ingatan kalian akan kembali lagi, bila salah satu dari kami menampakan diri kembali atau salah satu dari kalian ada yang mengingat kami. Tapi itu hampir tidak mungkin karena semua melupakan apapun yang terjadi saat ini"
"Kelemahan dari kemampuan ku ini, tidak berpengaruh kepada bocah kecil. Tapi itu tidak mungkin terjadi, karena tidak ada seorang bocah sama sekali disini. Huahahahahahaaaa... "
"Saat kami kembali tiba beberapa tahun nanti, kalian dipastikan sudah melemah dan kalian tidak akan sempat memberi kesempatan pada generasi selanjutnya karena kalian tidak mengingat apapun tentang kalian sendiri, tentang kami, tentang semuanya yang terjadi saat ini. Karena untuk bisa generasi seperti kalian, harus memberi 'itu' pada orang-orang pilihan kalian untuk bisa melanjutkan mimpi kalian"
"Saat kalian tidak lagi bisa memberikan generasi baru, saat itu orang-orang yang berpotensi akan menjadi seperti kalian, perlahan akan kami habisi tanpa harus kami menampakkan diri di muka bumi ini. Dan saat ituu pula ketika kami hadir kembali akan menjadi sebuah akhir dari planet bumi ini, karena sudah tidak ada lagi pahlawan pahlawan generasi baru penerus kalian huahahahahahaaaa"
Lalu suara tertawa nya pun perlahan melemah, dan sosoknya perlahan menghilang bersama dengan ingatan para pahlawan pemberani yang berhasil mengusir para penjahat tersebut.
...
"Srekk.. Srekk.." (suara langkah kaki yang berlari di atas rumput)
"Hahh.. Hahh... Hahh... " (suara nafas yang kelelahan)
Sesekali ia mengelap keringat yang mengucur deras di wajahnya. Lalu mengambil minum dan membuang sedikit air dalam mulutnya. Di lakukannya berulang-ulang kali. Sedang beristirahat setelah lelah berlatih.
" Sudah cukup latihan nya! Sepertinya hari ini adalah waktunya... Saatnya pulang"
Tiba disuatu ruangan kamar, seorang remaja laki-laki yang sedang bergegas merapihkan barang-barang dan pakaian ke dalam ranselnya sepertinya ia sedang bersiap-siap untuk pergi dengan perjalanan jauh.
"yosh! Semua sudah siap. Tinggal mengunci rumah. Lalu berpamitan ke warga desa dan teman-teman yang lain"
Setelah berpamitan ke rumah-rumah warga, hingga akhirnya ia berada di tepi pantai untuk bersiap berlayar kelautan, lalu datang 3 orang temannya dan menyapanya sebagai ucapan perpisahan teman bermain sedari kecil.
"Sudah saatnya ya! Kau juga akan pergi untuk berkelana dan keluar dari desa" laki-laki berambut cepak dengan kaos polos dan celana bahan hitam panjang menyapanya.
"Semoga kau baik-baik saja selama di perjalanan!!! Karena selama ini kita hanya hidup di pulau terpencil ini. Belum pernah pergi meninggalkan desa dan pulau ini" laki-laki berambut setengah gondrong menggunakan kaos berkerah dan celana pendek mendoakan teman kecilnya itu.
"Ya, kadang sesekali kita keluar pulau dan mampir ke pulau seberang untuk berdagang, bukan? " sahut nya menjawab obrolan temannya.
"yasudah, aku bersiap berlayar dulu. Semoga kalian bisa menyusul juga ya dan temui aku kalau kalian juga memulai berkelana hehe"
"kami akan menyusul kamu, kami hanya perlu sedikit latihan lebih lama lagi di desa. Bila semua sudah siap, kami pasti menyusul kamu" seorang perempuan cantik berambut panjang dengan warna putih berkilau yang membuat dirinya semakin mempesona.
"Ya, aku tunggu petualangan kalian nanti. Sampai nanti... Aku pergi dulu"
"Ya! Hati-hati"
"Tunjukan hasil latihan mu dan jadilah yang terbaik disana ya!!"
Dengan wajah yang berseri dan senyum sumringah, ia pun memulai berlayar dan berpamitan dengan teman-teman masa kecilnya. Namun pelayarannya ternyata tidaklah mudah, butuh waktu 3 hari untuk bisa singgah di pulau berikutnya. Karena ia tinggal di desa yang berada di pulau terpencil yang jauh dari pulau-pulau lain. Sedangkan ia berlayar hanya menggunakan perahu rakitan dari pohon-pohon kelapa yang dirakit jadi sebuah kapal kecil agar bisa ia tumpangi dan berlayar menghadapi ombak-ombak yang dahsyat. Karena pohon kelapa sangat kuat untuk dan tidak mudah hancur saat dihadapi ombak besar.
3 hari telah berlalu, akhirnya ia tiba dan menepi di pinggiran hutan. Tidak menemukan pesisir disana, yang mau tak mau ia pun harus menepi ke tepi hutan yang lumayan tinggi dari laut. Setelah ia berhasil mendaki ke hutan dan membenarkan ranselnya, tiba-tiba sudah disambut sesosok laki-laki yang sedang menunggu nya.
"emm.. Hi, aku orang baru dari pulau kecil disebelah. Salam kenal"
"Oh! Orang asing ya" cara bicara nya yang nampak mencurigakan.
"kau sepertinya membawa barang yang sangat berat ya"
"oh ya hehe.. Ini soalnya berisi pakaian dan keperluan ku untuk selama perjalanan"
"berarti kau juga menyiapkan uang, bukan? Untuk bekal makan di perjalanan"
"Ya, itu pasti hehe"
"Kalau gitu mau ku bantu!? Biar kamu tidak berat dengan bawaanmu"
"Oh tidak usah! Tidak perlu repot-repot. Aku kuat kok. Segini mah bukan apa-apa bagiku hehe"
"Tidak apa-apa.. Tidak merepotkan sama sekali. Serahkan semua barang-barangmu dan kau akan merasa ringan" laki-laki itu mengancam yang ternyata memiliki niat jahat untuk merampok barang bawaannya.
"Kupikir orang baik, ternyata bandit yang ingin merampok. Nggak akan semudah itu kau mengambil barang-barang hem"
Dengan wajah yang penuh percaya diri, ia pun menantangin bandit yang hanya seorang diri tersebut. Lalu bandit itu pun memasukan tangan kedalam saku celananya, dan mengeluarkan selembar kertas.
"Oh! Kau nampak percaya diri sekali ya. Coba, apa kau masih percaya diri setelah melihat ini!"
"Sihir kertas: Elemen api" Tiba-tiba kertas nya terbakar dan menjadi gumpalan api unggun yang berada tepat di telapak tangannya.
"Hem.. Maafkan aku, padahal ini pengalaman pertamamu berkelana ya? Tapi harus berakhir dengan cepat"
"tenang! Kau akan ku akhiri tanpa merasakan sakit. Akan kubuat hangus seketika tanpa merasakan panasnya HAHAHAHAHA..."
"Cih" ia pun bersiaga dan mengambil sesuatu didalam ranselnya, seperti bersiap untuk melawan serangan bandit tersebut.
"Aku tidak merasakan kekuatan apapun didalam dirimu. Meski begini, sihir ku juga bisa mensensor seseorang. Kau hanya orang biasa dan aku seorang penyihir kertas, percuma kau melawan. Habislah kau!"
"FIRE BALL...!!!"
.
.
BERSAMBUNG...