Di sebuah bar kecil yang ada di sebuah pinggiran kota Hokkaido nampak sangat berantakan setelah terjadi baku hantam antara seorang pemuda yang sedang menikmati minumannya seorang diri itu dengan beberapa orang pengunjung yang baru saja datang, meskipun dikeroyok oleh sepuluh orang namun sang pemuda tampan berhasil memenangkan pertarungan yang tidak seimbang itu. Ia bahkan tidak mengalami luka sedikitpun di tubuhnya, justru sepuluh orang yang membuat kekacauan itu nampak terkapar bersimbah darah di antara puing-puing hancurnya kursi kayu yang ada di lantai.
"Untung moodku masih bagus hari ini, kalau tidak mungkin kalian akan pulang dalam keadaan tak bernyawa saat ini," hardik sang pemuda tampan yang memiliki liontin inisial huruf A itu dengan keras.
"Ampun Tuan,"
"Ampunnn.."
"Maaf Tuan, maafkan kami,"
Suara rintihan terdengar dari beberapa orang pengunjung yang sudah terkapar di lantai itu meminta ampunan pada sang pemuda yang sedang berdiri kokoh sambil memegang sebotol wiski, dari wajah mereka sudah mengucur darah segar akibat terkena bogem mentah sang pemuda yang melawan dengan tangan kosong itu.
"Lebih baik kalian segera pergi dari tempat ini atau aku tak akan membuat kalian cacat permanen dengan menggunakan botol wiski yang ada di tanganku ini," jawab sang pemuda itu dengan keras sambil menuang wiski itu kelantai.
"Maaf Tuan, ampun Tuan...kami pergi Tuan,"
"Iya Tuan..kami tak akan datang lagi ke bar ini Tuan,"
"Ayo pergi..cepat ayo sebelum kita mati disini,"
"Cepat..cepatโฆ"
Kesepuluh orang pengunjung yang sudah babak belur itu langsung kabur terbirit-birit saat mendengar ancaman dari sang pemuda tampan yang baru saja mengalahkan mereka, bahkan ada beberapa di antara mereka sampai ada yang terkencing-kencing saat keluar dari barat sehingga membuat para pengunjung yang lain tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan mereka padahal sebelumnya mereka semua nampak sangat arogan sekali sebelum sang pemuda itu memberikan pelajaran.
"Terima kasih Tuan Ace, terima kasih. Kalau bukan karena anda mungkin para preman itu akan terus datang dan membuat kekacauan disini," ucap sang manager bar dengan cepat mendatangi sang pemuda yang ternyata bernama Ace
"Its ok, itu bukan masalah. Maaf sudah membuat bar mu kacau seperti ini," jawab Ace dengan cepat sambil melihat beberapa kursi dan meja yang sudah tak terbentuk berhamburan di lantai.
"Itu bukan masalah tuan, anda tak usah pikirkan lagi pula ini hanyaโฆ"
"Pakai uang ini untuk memperbaiki dan carilah bodyguard untuk menjaga bisnismu ini,"ucap Ace pelan sambil memberikan sepuluh lembar uang pecahan 100$ pada sang manager bar yang sangat ketakutan itu.
"Ini ini terlalu banyak Tuan, anda gak usah repot-repot. Anda terlalu baik pada kami Tuan Ace," jawab sang manager terbata-bata.
"Jangan banyak omong, terima saja uangnya dan lakukan apa yang aku perintahkan tadi. Aku mau kalau nanti datang lagi ke bar ini sudah ada bodyguard yang berjaga, kalau tidak maka aku akan menghancurkan tempat ini menjadi rata dengan tanah," sahut Ace dingin sambil melingkarkan tangannya di pundak sang manager.
Sang manajer bar langsung menganggukkan kepalanya berkali-kali merespon perkataan Ace, ia pun langsung memasukkan uang yang baru saja diberikan oleh pemuda yang sedang ada di sampingnya itu dengan cepat ke dalam saku bajunya supaya tidak memancing masalah baru. Melihat apa yang dilakukan oleh sang manajer bar membuat Ace tertawa terbahak-bahak, tak lama kemudian ia melepaskan rangkulannya di pundak sang manager lalu berjalan pergi meninggalkan bar yang hampir tiap hari ia kunjungi itu.
Ace berjalan keluar meninggalkan bar menuju mobil Royce-Rolll miliknya yang terparkir di halaman bar, ia kemudian masuk ke dalam mobil mewahnya itu dan memacunya pergi menuju jalan raya yang ramai. Sudah hampir tiga tahun Ace tinggal di Jepang pasca ia pergi dari rumah setelah diusir oleh sang ayah, karena menolak perjodohan yang dilakukan ayahnya itu dengan anak tangan kanan sang ayah yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Ace memilih hidup bebas seorang diri di negeri asing tanpa bekal uang ataupun nama besar sang ayah, ia justru saat ini sudah membangun kerajaan bisnisnya sendiri dengan orang-orang terbaiknya. Disaat ia mempunyai pekerjaan tetap sebagai seorang polisi.
Menutupi nama besar sang ayah membuat Ace bebas melakukan apapun yang ia mau, bahkan tak ada satupun orang yang mengetahui nama lengkapnya. Anak buahnya hanya tau nama depannya saja dan tak berniat mencari tahu nama lengkap sang tuan karena mereka tak berani untuk melakukan hal itu. Karena belum merasa mengantuk Ace kemudian mengarahkan setir mobilnya menuju sebuah hotel yang cukup terkenal di Hokkaido, ia membawa mobilnya dengan cepat memasuki area parkir bawah tanah hotel bintang lima tersebut. Beberapa orang pria berpakaian serba hitam dan berbadan besar langsung memberikan hormat kepada Ace, mereka sudah mengenal Ace dari mobil kesayangannya itu. Sebagai seorang pengusaha yang membawahi beberapa organisasi yang ada di Hokkaido nama Ace cukup terkenal, apalagi dikalangan para pebisnis gelap yang sering menggunakan jasanya. Jadi bukan hal aneh jika para bodyguard hotel bintang lima yang memiliki bar paling mewah itu mengenal dirinya.
"Selamat datang Tuan," sapa seorang pria berkulit hitam pada Ace.
"Selamat malam, ada acara apa kenapa ramai sekali parkiran malam ini?" tanya Ace dengan cepat.
"Malam ini ada acara istimewa Tuan, acara yang baru dua minggu ini diselenggarakan," sahut sang bodyguard itu kembali.
"Acara apa memangnya?"tanya Ace sedikit kesal.
"Acara lelang para gadis cantik Tuan," jawab sang bodyguard berbadan besar itu to the poin, rupanya ia bisa membaca aura kemarahan Ace.
Sebuah senyum tersungging di bibir Ace mendengar jawaban sang bodyguard, ia kemudian menepuk pundak bodyguard yang baru saja bicara dengannya itu dengan perlahan lalu melangkahkan kakinya kembali masuk kedalam bar. Aroma alkohol dan rokok yang sangat kuat langsung tercium di hidung mancung Ace begitu ia masuk ke dalam bar, walaupun saat ini Ace pergi ke bar seorang diri namun ia tak takut menghadapi siapapun.
Sebagai CEO dari sebuah perusahaan yang menyediakan jasa keamanan bagi para pengusaha, membuat tingkat kepercayaan diri Ace sangat tinggi apalagi kemampuan beladirinya pun tak bisa diremehkan. Belajar karate taekwondo dan ilmu beladiri yang lain sejak kecil membuat Ace sangat santai ketika menghadapi musuh-musuhnya, seperti yang terjadi di bar sebelumnya.
Brakkk
Suara seseorang yang jatuh dimeja terdengar sangat keras, rupanya tengah terjadi perkelahian yang cukup sengit di bar itu. Karena penasaran Ace pun melangkahkan kakinya lebih dalam untuk melihat apa yang terjadi.
"Mati kau hah, cari masalah aku denganku Kento,"
Bug
Bug
Bug
Terlihat seorang pria berpakaian rapi tengah menjadi bulan-bulanan beberapa orang yang di lantai, atas perintah seorang pria yang hanya menggunakan kemeja berwarna putih yang tengah memegang beberapa lembar uang di tangannya.
"Arrgghhh...kau curang Yamada arrgghhh," pekik kesakitan pria yang sedang meringkuk di lantai itu dengan keras.
"Tak ada curang dalam bertaruh, kau sendiri yang bodoh!! pukul dia sampai mati kalau perlu,"sahut pria yang bernama Yamada dengan keras memerintahkan anak buahnya untuk memukul pria yang bernama Kento.
Bug
Bug
Bug
Pukulan dan tendangan membabi buta menghujani tubuh tak berdaya Kento yang sudah terkapar dilantai, dihajar empat orang pria membuatnya tak mampu bertahan dan akhirnya harus menerima pukulan seperti itu.
"Stop it, stop your disgusting deeds!!!" pekik Ace dengan keras tiba-tiba.
Bersambung