January 2020
Aditya kembali menghubungi Nura dan membuka semua blokir, mulai dari WhatsApp hingga Instagram. Dia datang dengan seluruh penyesalan. Adit berjanji tidak akan pernah mengulang kesalahan-kesalahannya. Bahkan, dia berjanji akan berubah menjadi orang yang lebih baik seperti keinginan Nura.
Nura kembali hanyut dalam kata-kata Adit, memaafkan dan menerimanya kembali.
Penerimaan itu selalu terulang.
Pengkhiatan pun begitu.
Mereka hanya berpura-pura bodoh, berpura-pura amnesia akan semua luka yang hadir karena hubungan yang terlalu dipaksakan itu.
Nura terlalu memandang tinggi seorang Asyraff Aditya dan menutup mata atas semua kekurangan dan kesalahannya. Sebaliknya, Aditya terlalu menganggap mudah seorang Nura Amirah Edward karena selalu mampu memaafkannya.
Dalam diri Adit, ada suatu kebanggaan dan kepercayaan diri yang tinggi. Dia merasa dirinya sangat berharga bagi Nura karena terpilih menjadi kekasih pertama dan berhasil membuat Nura untuk melepaskan prinsipnya; tidak pacaran sebelum menikah.
Ya, mungkin seperti itulah faktanya.
Seperti itu awal mulanya, mengapa hubungan itu terlalu banyak membawa luka dibandingkan secuil kebahagiaan yang pernah mereka rasakan setelah sekian tahun bersama.
Dengan dasar cinta, ya, atas nama cinta, mereka kembali bersama.
Mereka menjadi lebih sering keluar bersama dan menghabiskan waktu berdua. Merajut kasih yang sempat hancur itu. Mungkin, ikatan itu memang sudah sangat busuk untuk dipertahankan. Tapi, manusia selalu mencoba membenarkan keinginan dan kehendak hati, tanpa memikirkan segala sesuatu berdasarkan sisi baik dan buruk.
Tanpa pertimbangan matang, hubungi itu terajut kembali.