Kisha menatap punggung Ryan dengan tatapan sendu, ia benar-benar merasa tidak enak karna sudah menolak perasaan Ryan.
"Jika kita bertemu lebih lama, mungkin saja aku bisa mencintainya. Tapi sayang, sejak awal aku selalu meyakinkan jika Ryan hanya kakakku saja. Karna itulah, aku tidak bisa merubah perasaanku menjadi cinta." Gumam Kisha mengungkapkan perasaannya.
Kisha mengusap wajahnya kasar, kenapa di saat satu masalah selesai masalah yang lain malah bermunculan. Hidupnya seperti penuh akan ujian, tapi Kisha tetap menghargai itu.
"Seperti inilah hidupku, masalah selalu mengelilingi silih berganti. Tapi aku tetap bersyukur, hidupku cukup bahagia dan menyenangkan." Keluh Kisha pada takdir hidupnya yang tidak menentu.
Kisha bersandar kembali pada kursi, lalu ia menatap langit yang mulai di isi dengan bintang-bintang bercahaya. Padahal ,sebelumnya langit itu tampak sepi, tidak ada cahaya apapun yang meneranginya.