Dering ponsel Kisha berbunyi, ternyata kabar dari seorang mata-mata pilihannya.
"Ada apa?" Tanya Kisha datar.
"Maaf nona, terjadi penyerangan di pinggir kota. Kami hampir habis di sini, segeralah datang nona kami butuh bantuan anda. Mereka tidak memberi kami jeda untuk beristirahat, kami benar-benar kelelahan." Pinta mata-mata itu pada Kisha.
"Baiklah, kau tenang saja. Aku akan segera sampai di sana, kami sedang di perjalanan menuju ke sana." Balas Kisha pasti.
"Baik nona, terima kasih." Ucap anak buah itu.
Lalu sambungan telepon itu terputus, Kisha berdecak kesal dan merasa khawatir pada keadaan anak buahnya di markas.
Ryan melirik wajah Kisha yang panik dan cemas itu, ia pun mempertanyakan apa yang terjadi sebenarnya.
"Apa ada masalah?" Tanya Ryan pada Kisha.
Kisha menatap Ryan khawatir, lalu ia pun meminta Ryan untuk lebih cepat mengendarai mobilnya.