Hari ketiga setelah kesadarannya kembali, Kisha sudah bisa bergerak sedikit lebih bebas. Hanya saja ia harus menghindari pergerakan yang bisa membuat bahunya tertarik, demi menjaga sisa jahitan yang baru saja di lepas itu.
"Bagaimana? Apa aku sudah bisa pulang?" Tanya Kisha ke sekian kalinya pada Ryan.
Ryan hanya bisa menghela nafas panjang, ia harus menahan kesabarannya jika berhadapan dengan seorang wanita bernama Kisha itu.
"Baiklah, agar kau tidak bertanya lebih banyak lagi maka aku akan menjawabnya. Kau boleh pulang sore ini, tapi sebelum itu diam di tempat dan jangan banyak bergerak dulu ok?" Jawab Ryan sedikit menahan kesal.
Kisha merengut, ia merasa kesal karna Ryan seakan-akan menyindir dirinya karna tidak bisa diam dan suka kabur dari sana.
"Iya-iya, aku paham. Tidak perlu di perjelas seperti itu juga, aku tau." Balas Kisha dengan ketus.