Jam di dinding menunjukkan pukul 1, ini sudah waktunya untuk makan siang. Michel melangkah keluar dari kamarnya, ia menuju ke dapur dan meminta pelayan menyiapkan makan siang untuk nonanya.
Meja makan sudah tampak penuh dengan berbagai macam lauk pauk, sambil menunggu makan siang nonanya selesai di buat Michel memilih untuk makan siang terlebih dahulu.
Michel menyantap makan siangnya dengan tenang, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Hanya ada suara ketukan sendok dan garpu pada piring yang di pakainya, Michel benar-benar mempelajari betul tata krama ala bangsawan.
Bertemu dengan Kisha adalah satu keajaiban yang tidak pernah di duganya, hidup sebagai pelayan Kisha saja sudah begitu di mewahkan di tempat ini. Michel di perlakukan dengan baik, bahkan layaknya sebuah keluarga. Semua hal yang tidak pernah di dapatnya dari orang lain, termasuk keluarganya sendiri.