Kisha memilih pakaian yang paling ia suka, yaitu kaos oblong dan jeans. Setelah berganti pakaian, Kisha kembali duduk di ranjang. Ia tidak tau harus melakukan apa, di tambah lagi ia tidak ada ponsel atau alat pencari lainnya.
Semua alat pemancar sinyal di ambil oleh Rend, sehingga kini Kisha tampak seperti seorang gadis biasa yang membutuhkan bantuan orang lain.
"Astaga aku lupa, Alex pasti khawatir padaku. Aku sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa, Alex maaf" gumam Kisha menyesal.
Kisha kini seakan tidak memiliki tenaga untuk melawan, karna semua fasilitas yang dimilikinya untuk mencari bantuan sudah di ambil oleh Rend. Hanya satu harapan Kisha saat ini, yaitu intuisi Alex.
"Semoga kamu cepat menemukanku Lex, cepatlah! Aku takut." Gumam Kisha khawatir.
.
.
.