Satu minggu kemudian, Kisha terbangun dari tidurnya. Ia merasa bingung karna terbangun di tempat yang tidak asing baginya, ruangan bercat putih dengan bau obat-obatan yang begitu menyengat.
Kisha mencoba untuk bangkit, tapi tidak bisa. Tubuhnya mati rasa, dan posisinya juga berbeda dari biasanya. Kisha menghela nafas yang terasa sesak, ia berpikir jika luka di punggungnya itu pasti sangat parah hingga ia di posisikan seperti ini.
Lalu Kisha teringat pada Astaroth, entah bagaimana nasibnya. Mengingat kondisinya di luar nalar, Kisha hanya bisa pasrah tentang warisan keluarganya itu.
Tiba-tiba seseorang datang dan terkejut saat mengetahui jika Kisha sudah terbangun, ia langsung berlari dan membantu Kisha untuk memiringkan tubuhnya.
"Nona jangan berbaring dulu, karna lukanya belum kering sepenuhnya. Biarlah nona miring, atau telungkup sampai lukanya mengering." Ingat perawat yang baru saja datang itu.