Chereads / UNCOVER / Chapter 1 - Pengenalan

UNCOVER

SA_20
  • 310
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 182.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Pengenalan

Namaku Kisha Almora, usiaku 17 tahun. Aku pewaris kedua keluarga Almora. Putri dari keluarga terkaya seantero kota A. Aku punya seorang kakak bernama Kiano Almora. Dan Ini kisahku, kisah dimana semua bermula hingga banyak menimbulkan pengalaman yang sulit untuk terlupakan. Baiklah, inilah awal dari segalanya. Ini kisah hidupku!

.

.

.

.

.

~~Kisha_Pov_On~~

Awal dari segalanya

5 tahun lalu...

"Mama, hari ini hari apa?" Tanyaku penuh semangat.

"Hari apa ya? Ah mama lupa." Jawab mama sambil berpose sedang berpikir.

"Hari ini hari banyak tugas di sekolah, dan hari yang sangat menyebalkan." Ucap Kak Kiano malas

"Ah mama, masa lupa si. Dan kak kia juga masa lupa sih." Balasku lagi dengan wajah yang kesal

"Hah? Memang ada apa dengan hari ini?" Ucap Kak Kiano dengan heran.

"Haha dasar kau Ini, tidak mungkin mama lupa sayang. Ini hari ulang tahunmu, kan?" Ucap mama dengan senyumnya.

"Ah mama benar, kupikir mama benar-benar lupa." Balasku dengan senyum mengembang.

"Oh ya, aku lupa. Maaf kisha, kakak terlalu pusing dengan tugas-tugas sekolah yang menyebalkan itu." Ucap kak Kiano sambil menampilkan wajah menyesalnya.

"Oh begitu, ya sudahlah tidak apa-apa." Balasku sambil menunduk.

"Lalu apa yang kau inginkan sebagai hadiah ulang tahunmu, sayang?" Tanya mama sambil membelai sayang rambutku.

"Ayolah, jangan sedih kisha. Ayo kita pergi bersama papa dan mama?" Ajak kak Kiano padaku. Aku mendongak, menatap kak Kia lalu mengangguk semangat.

"Piknik bersama? Ya mama, besokkan hari libur. aku mau kita semua bersama papa piknik ya?" Pintaku sambil memasang wajah penuh harap.

"Baiklah, Kita tunggu papa pulang dulu nanti kita bicarakan sama papa." Balas mama memberi pengertian.

"Ya, Baiklah. Kalau gitu aku akan ke kamar dulu." Jawabku lalu masuk ke kamarku meninggalkan mama dan kak Kia yang masih berada di ruang keluarga.

_-_-_-_-_-_

Hari sudah gelap, matahari pun hampir terbenam seluruhnya namun papa belum pulang juga. Aku sudah menunggu sejak tadi, aku tidak sabar ingin bicara dengan papa untuk piknik bersama untuk merayakan hari ulang tahunku ke 12. Kurasa itu sangat menyenangkan, apalagi kita semua akan berkumpul. Ah, aku semakin tidak sabar.

Di tengah rasa ketidak sabaranku suara mesin mobil memasuki garasi rumah membuatku merasa senang sekali. Aku hapal betul suara itu, suara mobil papa yang baru saja pulang. Aku segera keluar kamar dan menghampiri papa, lalu memeluknya dengan erat. Lalu papa menggendongku.

"Uwaahh,, anak papa sudah besar. Dan semakin berat." Ucap papa sambil menggendongku.

"Ih Papa, aku tidak berat" ucapku kesal sambil memajukan bibirku.

"Kau sangat menggemaskan sayang," balas papa sambil mencium pipiku.

"Papa, apakah papa ingat hari ini hari apa?" Tanyaku dengan wajah polos dan berbinar.

"Tentu saja papa ingat sayang, hari ini hari ulang tahunmu ke 12 tahun." Jawab papa sambil mencium keningku.

"Papa, besokkan hari libur. Bisakah besok kita pergi piknik bersama? Aku ingin kita pergi bersama." Tanyaku sambil menatap papa penuh harap.

"Sayang, papa kan baru pulang biarkan papa istirahat dulu ya?" Bujuk mama padaku lalu menghampiri kami.

"Ah mama, kan aku mau cepat-cepat bilang ke papa." Ucapku sambil menunduk.

"Dasar anak ini. Pa, sejak tadi kisha selalu menunggumu untuk mengatakan hal itu. Kurasa dia benar-benar menginginkannya." Ucap mama sambil menatapku.

"Begitu ya. Tentu saja sayang, besok kita akan pergi bersama." Jawab papa sambil tersenyum padaku.

"Asiikk, terima kasih papa." Balasku sambil mencium pipi papa dan tertawa.

"Nah, kau sudah puas sayang? Biarkan papamu istirahat sekarang, atau besok papa akan jatuh sakit dan kita batal pergi bersama." Ucap papa yang datang menghampiri kami lalu tersenyum dan mengelus rambutku.

"Baiklah, aku ke kamar dulu." Balasku sambil berlalu meninggalkan mama dan papa lalu masuk ke kamar.

"Anak kita sudah besar pa, apa kita akan terus berada di sampingnya? Aku khawatir dengannya pa, aku takut ada yang ingin mencelakainya." Ucap mama yang masih bisa kudengar.

Namun aku pikir itu hanya kekhawatiran biasa seorang ibu pada anaknya yang mulai beranjak dewasa.

_-_-_-_-_-_-_

Pagi yang cerah secerah wajahku hari ini. Bagaimana tidak? Piknik bersama keluarga adalah hal yang peling menyenangkan dalam hidupku. Dan hari ini, aku akan melakukannya bersama mama, papa, dan kak kia. Bahkan aku bangun lebih pagi hari ini dan segera bersiap, sungguh aku sudah tidak sabar untuk menunggu. Ah, kenapa waktu berputar lama sekali?

Aku memajukan bibirku, dan memutar bola mataku dengan malas. Melihat kak kiano yang masih tertidur bertumpu pada meja makan, mama yang masih sesekali menguap, dan papa yang tidur dengan tenang dalam duduknya. Sungguh menyebalkan, bukan?

"Oh ayolah, kenapa semua terlihat mengantuk seperti ini. Bukankah kita akan piknik? Kenapa malah terlihat malas-malasan seperti ini?" Heran Kisha melihat mama, papa dan kakaknya masih menutup mata dan sesekali menguap.

"Jelas saja kisha, lihat pukul berapa sekarang. Masih pukul 5 pagi. Dan kau sudah mengganggu mimpi indahku, dengan membangunkanku di pagi buta seperti ini." Jelas kak kiano tanpa membuka matanya.

"Hehe, maaf kak kia. Habisnya kisha sudah tidak sabar ingin pergi bersama." Ucap kisha lagi dengan tatapan menyesalnya.

"Tapi ini masih terlalu pagi sayang, bahkan tempat tujuan kita pun masih belum buka kalau kita pergi sepagi ini." Jelas mama dengan membelai rambutku.

"Hm, maaf mama, papa, kak kia. Kisha mengganggu tidur kalian." Ucapku dengan tampang sedih sambil menunduk.

"Tidak apa-apa sayang, kamu pasti sangat ingin kita semua pergi bersama kan? Maafkan papa ya, karna terlalu sibuk bekerja hingga kita semua jarang liburan bersama." Balas papa sambil menatapku sendu dan tersenyum.

"Ah tidak, kenapa papa bicara seperti itu? Aku tidak masalah dengan itu. Aku tau papa seperti itu untuk keluarga, aku cukup bahagia hanya dengan papa menyayangiku." Ucapku dengan tatapan bersalah pada papa.

Bisa kulihat papa dan mama tersenyum padaku, bahkan kak kiano yang sejak tadi tertidurpun melotot dengan mulut terbuka. Apa ada yang salah dengan ucapanku? Tolong beritahu aku.

"Kau lihat sayang, kisha putri kecil kita sudah dewasa." Ucap mama dengan senyumnya.

"Ya, kau benar. Sejak kapan anak papa jadi sebijak ini?" Tanya papa dengan wajah berpikir.

"Hah, tidak. Memang apa yang salah?" Balas ku heran dengan ucapan mama dan papa.

"Hei kisha, belajar dari mana kata-kata mutiara tadi? Wah nyontek google ya?" Ejek kak kiano padaku.

"Ih apaan si, tidak mungkin aku nyontek. Memang itu yang ada di pikiranku, makanya langsung aku ungkapkan. Memangnya ada yang salah? Kenapa respon mama, papa, dan kak kia jadi aneh?" Jelasku sambil berpikir.

"Tidak ada sayang, ya sudah mama akan memasak sarapan untuk kalian." Jawab mama lalu pergi ke dapur.

Aku masih tidak mengerti, memang apa yang salah dengan ucapanku? Sampai membuat respon mereka seperti itu. Ah sudahlah, mungkin aku masih terlalu kecil untuk mengerti hal itu.

"Kalau gitu papa ke kamar dulu, papa akan bersiap-siap." Ucap papa lalu di balas anggukkan olehku dan kak kiano. Lalu papa pergi ke kamar.

"Ya sudah, kakak juga mau mandi. Biar lebih tampan lagi." Ucap kak kiano sambil berjalan menuju kamarnya.

"Ih dasar sok keren." Gumamku pelan, hingga hanya diriku yang mendengarnya.

Aku sendiri lagi di meja makan, karna papa masuk ke kamarnya dan mama sedang memasak. Sedangkan kak kiano? entahlah mungkin sedang narsis di depan kaca. Aku sampai terkekeh sendiri membayangkannya.

.

.

.

.

.