Chereads / SEBUAH TAKDIR (Destiny) / Chapter 4 - Nasib joms

Chapter 4 - Nasib joms

"HALOOOO PRINCESS KAMBEK RED CARPETNYA MANA YUHUUU" suara itu menggelegar di penjuru ruangan, seakan-akan sebuah hantaman besar yang akan merobohkan rumah itu.

"HEH LO KALO PULANG BISA NGGAK SIH SALAM DULU GUE HERMAN WAKTU GUE NGANDUNG LO, GUE NGIDAM APA YA SAMPE PUNYA ANAK MACEM LO" Balas Bella tak kalah keras. Yang diteriaki balim hanya bisa nyegir kuda.

"Mangap Ma kebiasaan susah di hilangin hehehe, aku ulang ya Ma" Ara berbalik dan mengulanginya. "Assalamualaikum yaa ahli kuburr" ucap Ara.

"Kamu nyumpahin Mama mati hehh, uang jajan Mama potong." tegas Bella.

"Yaaah Ma, kan just kidding Ma. Aku nggak bermaksud gitu kok Ma" bujuk Ara dengan puppy eye nya.

"Yaudah sana ganti bajunya terus makan, mama udah masak Ayam goreng kesukaan kamu" jawab Mama sambil berjalan menuju dapur yang sempat ia tinggalkan tadi.

" Siap 86" balas Ara dengan berjalan gontai menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

Setelah membersihkan badan dan mengenakan baju ala rumahan, Arapun bergegas turun menuju meja makan.

"Ra, gimana sekolah kamu? baik-baik ajakan?" tanya Bella.

"Baik ko Ma"

Saat mendengar jawaban anaknya, Bella nampak sedang memikirkan kembali ucapan orang misterius itu kemarin. Karena heran dengan tingkah Mamanya, Ara pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Memangnya ada apa Ma?, ko wajah Mama jadi berubah saat Ara jawab gitu, Mama lagi mikirin apa?" tanya Ara penasaran.

"Ehhh...e...enggak ko sayang, udah lamjutin lagi makannya. jawab Bella dengan senyum yang dipaksakan.

Karena merasa canggung dengan situasinya, Ara mencari topik pembicaraan yang bisa membuat Mamanya tenang.

"Oh iya Ma, gimana pekerjaan Mama di kantor?, Aku ingin denger lagi cerita temen Mama yang konyol itu, ehhh siapa sih namanya aku lupa Ma"

"Kantor Mama baik-baik aja, malahan sekarang makin banyak yang pesen furnitur ke kantor Mama. Temen mama yang namanya Lea, Ra? dia sekarang kelakuannya makin nggak ketulungan ra, kan kemarin...." mengalirlah cerita dari mulut Bella yang mampu meringankan beban pikiran yang kini tengah ia rasakan, sebab hanya dia yang mengetahui orang misterius yang selalu meneror keselamatan keluarganya.

Tanpa terasa waktu telah berlalu cukup cepat. Terdengar suara mobil yang terpakir dihalaman rumah, menandakan bahwa ayah dan kakak tercintanya itu telah pulang.

"Assalamualaikum, ayah pulang"

"Waalaikumsalam" jawab wanita berbeda generasi itu menjawab.

"Mama ke kamar dulu ya. Ian kalo kamu mau makan, ada di kulkas kamu angwtin dulu" ucap sang mama pada anak sulungnya itu.

"Iya Ma, Ra tolong angetin dong makanannya gue lapernih" mohon Ian.

"Ogah banget, situ kan punya tangan, punya kaki ya gunainlah"

" Trus fungsinya lo jadi adek gue apa?, selain jadi babu gue" balas Ian.

"lahh, lo nggak bersyukur banget si jadi orang dikasih nikmat punya organ tubuh lengkap, makanya lo harus belajar bersyukur emang nih orang satu begenya di tanem makanya ngakar " protes Ara, sambil melarikan diri ke kamar. Emang dasarnya alesan ara aja itu karena dia males ke dapur, tapi yang di bilangnya nggak salah yakan.

"Aishhh adek gue tadi makan apaan dah? apa jangan-jangan dia kerasukan arwah sampe dia jadi bijak gitu?. Dah lah dari pada mikirin yang nggak guna mending ke dapur aelah, nasib joms ya gini, masak-masak sendiri, makan-makan sendiri, tidur-tidur sendiri. Lah kok gue malah nyanyi sihh". Sungut Ian.