Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Matilda (Bahasa Indonesia)

Erwingg
--
chs / week
--
NOT RATINGS
5.4k
Views

Table of contents

Latest Update1
Bab 14 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

***

      Ketenaran adalah sesuatu yang diharapkan semua wanita. Memiliki banyak penggemar yang selalu memuji penampilan kita tentu membuat kita merasa sangat gembira. Begitulah perasaan Matilda sekarang ini.

        Matilda seorang penyanyi yang suka berdansa. Pada mulanya dia belajar berdansa saat melihat video musik K-POP. Kini Matilda sudah sama tenarnya dengan penyanyi Korea Selatan yang pernah dia idolakan setelah lagu miliknya berjudul "I Need You to Hate Me" menjadi tren di aplikasi musik Spotify.

         "Astaga, pinggulnya benar-benar ramping."

         "Tuhan pasti menghabiskan banyak waktunya saat menciptakan Matilda. Dia benar-benar perwujudan Dewi."

         "Suara bagus, paras cantik, sensasi tidak ada. Matilda, aku padamu."

          Matilda selalu cengar-cengir setiap kali menemukan komentar manis dari penggemar pribadinya. Dia merasa semangat berkarya dalam musik menggebu setiap kali membaca komentar mereka. Matilda merasa bersyukur memiliki penggemar yang baik dan setia kepada dirinya.

          Matilda dikenal sebagai gadis imut yang selalu menggambarkan perasaan anak muda saat jatuh cinta atau pun patah hati. Matilda adalah ikon kalangan anak muda. "Sebentar lagi kau akan tampil. Ayo Matilda," seru Lina manajer Matilda.

      "Oh, iya. Aku segera bersiap-siap." Matilda menaruh ponsel miliknya di ruang ganti. Dia sama sekali tidak berpikir kalau seseorang akan mengambil ponselnya sebab dia sudah sering melakukan hal itu namun tidak ada apapun yang terjadi pada ponsel wanita itu.

         Matilda menyanyikan lagu andalannya "I Need You to Hate Me" dan para penggemar histeris karena tidak menyangka bisa menonton Matilda dalam sebuah konser. Matilda merasa sangat puas dengan penampilan dirinya. Penonton sangat antusias dan itulah yang diharapkan oleh Matilda.

          Satu jam berlalu bagaikan satu menit. Matilda masih ingin menyanyikan sebuah lagu namun waktu untuk melakukan itu sudah habis. Matilda harus ke belakang panggung. Dengan senyum merekah Matilda memandangi manager-nya. Wanita itulah yang berjuang membesarkan nama seorang Matilda.

          "Di mana ponselku? Lina, di mana aku menaruh ponsel itu?" Setelah bernyanyi Matilda ingin berfoto dan dia mengira telah memberikan ponsel itu ke Lina. "Aku tidak tahu. Mungkin di ruang ganti," jawab Lina. Matilda berlari menuju ruang ganti dan hendak mencari ponsel miliknya.

        Ketika Matilda hendak masuk ruangan ganti, seseorang memakai jaket bertudung keluar dari ruangan itu. Matilda cukup heran sebab ruang ganti bukanlah tempat untuk sembarang orang masuk ke dalam sana. "Hei, apa yang kaulakukan?" Matilda berteriak namun orang yang dipanggil tak menyahut. Orang itu berjalan dengan cepat--menghilang bagaikan hantu.

        Cepat-cepat Matilda masuk ke dalam ruang ganti. Dia berpikir ponselnya mungkin telah raib diambil  seseorang. Matilda sebetulnya tidak berharap bisa menemukan ponselnya. Matilda masuk ruang ganti dengan perasaan putus asa. "Ponselku?"

           Antara mau senang atau sedih. Ponsel Matilda masih ada di ruangan itu. Matilda memastikan apakah itu ponselnya atau bukan. Itu ponsel Matilda. "Sudah ketemu?" Lina menampakkan mimik tegang namun saat melihat ponsel di tangan Matilda, pandangan wanita itu berubah.

         "Sudah," sahut Matilda sembari mengangkat ponsel miliknya. Dia mendadak diam--mengingat kejadian saat seseorang bertudung masuk ke dalam ruang ganti. Apa yang dilakukan orang itu? Dia seharusnya mengambil ponsel Matilda kalau dia mau. Namun dia tidak melakukan itu.

         "Kau sedang memikirkan apa?" Pertanyaan Lina membuat Matilda terkesiap. Dia menjawab, "Tidak ada. Aku hanya merasa lelah." Matilda tidak tahu apakah memberitahu Lina mengenai kejadian yang barusaja terjadi--merupakan ide yang baik atau bukan. Dia hanya berharap segala sesuatu yang dia lakukan berjalan dengan baik.

        "Kita akan segera ke hotel. Kau tidak usah cemas. Kau pasti akan istirahat. Aku tidak akan tega melihat artisku menderita." Lina menampilkan sebuah senyuman. Matilda membalas senyuman itu. Dia berusaha mengusir kecemasan yang merasuki jiwanya. Dia tidak mau Lina merasa khawatir.

        Dua jam kemudian, Matilda sudah ada di hotel. Dia belum tidur karena memikirkan orang bertudung masuk ke dalam ruang ganti. "Siapa dia? Apa sebenarnya tujuan dia masuk ke dalam ruang ganti?" batin Matilda. Dia sudah menanyakan ke Lina apakah ada uang yang hilang dan Lina berkata tidak ada sepeser pun uang yang hilang. Matilda terlalu takut, dia belum pernah mendapat hujatan dari siapa pun--semua orang menyukainya.

         Matilda berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa terkenal karena prestasinya dalam bermusik. Dia sukses dan kehadiran seseorang bertudung membuat dia berpikir keras. Dari sekian juta orang yang menyukai Matilda, tentu ada satu di antara mereka yang membenci.

         Matilda masih menghayal ketika seseorang mengirim pesan di akun Instagram miliknya. Matilda mengecek pesan itu. Dia tidak mengenal Arya Aditya namun tampaknya orang itu sangat terkenal. Kemunculan pesan Arya membuat Matilda melupakan orang bertudung.

     

        "Hai." 

        Akun Instagram lelaki itu bercentang biru sehingga Matilda penasaran siapa sosok Arya itu. Matilda mengecek akun lelaki itu sehingga dia bisa tahu kalau Arya Aditya merupakan atlet sepak bola Indonesia yang sedang viral. Dia punya satu juta pengikut di Instagram. Matilda memerhatikan wajah Arya, dia memang tampan. Dia punya senyuman menawan.

         "Hai."

        Sebenarnya Matilda tidak terlalu tertarik mengobrol dengan lelaki itu karena Matilda ingin fokus berkarir. Dia sudah sering mendapat DM dari artis namun Matilda hanya membalas sekadarnya. Matilda punya empat mantan pacar selebriti dan semuanya berakhir putus dengan alasan klise. Kurangnya waktu bertemu.

       

Arya Aditya : Tidak berniat makan malam bersama?

Matilda : Aku punya jadwal konser padat. Lain kali saja. Ngomong-ngomong salam kenal. Sepertinya kau adalah orang terkenal.

Arya Aditya : Hahaha. Sebenarnya tidak. Kaulah orang yang terkenal itu. Aku suka lagu ciptaanmu.

Matilda : Terima kasih telah mendengarkan laguku

         Matilda menutup aplikasi Instagram ketika Lina masuk ke dalam kamar hotel membawakan camilan. Kebetulan tipe tubuh Matilda adalah tubuh yang meskipun makan banyak tidak ada yang berubah dalam dirinya. Dia tetap kurus, tinggi, dan tetap tampil cantik. Semua orang mengidolakan tubuh mungil milik Matilda. Parasnya cukup mirip dengan Lisa Manoban.

         "Apa kau mengenal Arya Aditya?"  tanya Matilda sembari menyantap camilan yang dibawa oleh Lina. "Dia atlit paling terkenal di negeri ini. Apa dia mengatakan sesuatu kepadamu?" Lina tampak antusias seakan Arya merupakan sebuah berlian yang harus didapatkan olehnya.

          "Dia mengajak makan malam tapi kutolak karena aku sangat sibuk," ujar Matilda. Lina melongo seolah jawaban Matilda bukan pilihan tepat. Meskipun begitu Lina membalas, "Setelah konsermu usai kau harus harus bertemu Arya." Matilda memutar bola matanya. Lina selalu seperti itu. Matilda yakin Lina mau memanfaatkan Arya untuk mempromosikan lagu terbaru miliknya. Dunia hiburan sangat menyukai drama percintaan dan Lina suka menggunakan itu sebagai trik pemasaran lagu.