Masao menundukkan kepala ketika berhadapan dengan pria tua yang ada di hadapannya saat ini. Anak itu ingin mengatakan sesuatu tentang bunga yang ia temukan di sini dan dirinya merasa bahwa kehidupan seseorang sedang dipertaruhkan.
"P-pria Y sepertinya tidak akan hidup lebih lama lagi," ujarnya dengan gemetar. "A-aku belum bisa pergi ke dunia nyata karena ... kalung itu ... aku tidak memilikinya lagi."
"Kalung itu hanya ada dua di dunia ini, dan ... aku tidak memilikinya."
Masao yang semula sedang menundukkan kepala pun langsung mendongak setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh seseorang yang berada di hadapannya saat ini.
"A-apa? Aku pikir ... kau ..." Anak laki-laki itu memikirkan kemungkinan besar yang akan terjadi pada masa depan pria Y. Ia begitu menyayanginya sampai dirinya merasa tidak rela jika seandainya terjadi sesuatu kepadanya. "Lalu, jika bukan ada padamu, di mana sepasang kalung itu berada?"