Sebentar lagi pesawat akan lepas landas karena pengumuman sudah terdengar, disitu pula Seina langsung memejamkan matanya sambil memegang erat bangkunya dan tak lupa ia komat-kamit memanjatkan semua doa yang ia bisa. Devan yang memperhatikannya tentu saja tak bisa untuk tidak tertawa.
Saat perlahan pesawat mulai naik Devan memegang tangan Seina. Seketika itu pula Seina membuka matanya dan menoleh ke arah Devan. Devan tersenyum kearahnya membuat rasa takut Seina perlahan memudar dan justru berganti dengan perasaan tenang.
"Tidak perlu takut. Ada aku disini." tukas Devan meyakinkan Seina sambil meremas tangan Seina.
"Aku berasal dari kampung dan tak pernah pergi jauh."
"Aku tau.. Jadikanlah perjalanan ini perjalanan yang menyenangkan nikmati saja semuanya." ucap Devan berusaha menenangkan Seina.
"Apa kau juga menikmatinya?"