"emm.. Bisakah kau membantuku?" seina sama sekali tak menoleh kearah Devan ia masih bicara sambil memunggunginya ia tak ingin wajahnya yang merah dan terasa panas itu di lihat oleh Devan. "Bisakah kau membantuku melepas kancing kebaya ini? Aku tidak bisa melakukannya sendiri." imbuh Seina mengutarakan maksud hatinya meminta bantuan kepada Devan.
"Oh... Em baiklah." Devanpun berdiri dan meraih bagian belakang Seina dimana terdapat deretan kancing berlapis broklat yang berjejer kebawah.
Devan mulai menggerakkan tangannya. Mulai dari yang paling atas dimana bagian kancing teratas sudah bisa di lepas sendiri oleh seina. Ia pun melanjutkan bagian deretan selanjutnya. Satu persatu kini kancing itu telah terlepas menyajikan punggung indah putih dan mulus di hadapan Devan. Jujur saja Devan sendiri juga merasa gugup pasalnya baru kalo ini ia melihat bagian tubuh perempuan sedekat ini bahkan bisa tersentuh oleh jemarinya. Devan merasa napasnya tercekat karena gugup.
