"Devan.. Devan. Ini gak seperti yang kamu pikirkan. Yang itu tadi aku salah jepret."
"Mana mungkin? Sudah jelas-jelas kau sengaja melakukan hal jni kan?"
"Tidak Devan aku hanya.."
"Aku mempercayakan acara foto prewedding ini kepadamu karena kau adalah orang yang profesional, tapi aku sama sekali tak menyangka kau ternyata punya pemikiran yang busuk." Devan memicingkan matanya dengan tajam, kemudian ia menghapus foto-foto seina saat berpose sendirian. Hampir semua foto itu hanya dibuat fokus untuk menonjolkan bagian tubuh Seina yang terbuka.
Setelah menghapus foto-foto Seina, Devan mengembalikan kamera Doni dengan kasar. Untunglah setidaknya Devan tak merusak kamera itu, karena ia tak ingin mengulang foto prewedding lagi.
"Inget baik-baik, Seina itu calon istri gue. Dan lo jangan coba-coba untuk berbuat licik dengan memanfaatkan kepolosannya. Gue tau bisa saja lo memanfaatkan foto-foto Seina tadi untuk suatu hal yang bisa saja merugikannya."