"Kenapa bertanya seperti itu? Aku dan ilham hanya berteman." jawab Vivi dengan canggung. Matanya bahkan tak berani menatap Raka.
"Saat dia menemanimu kemari, sebenarnya aku tau jika di antara kalian ada perasaan, da kini aku bisa melihat hal itu dari matamu."
"Apaan sih? Ah nggak lah." ucap Vivi yang masih berusaha untuk mengelak.
"Ya itu hanya pemikiran ku saja. Tapi jika tidak itu adalah keputusanmu. Hanya saja jika memang iya, aku harap kau tak menyesal karna mengingkari nya."
Vivi terdiam seolah ia memikirkan kalimat terakhir yang Raka ucapkan kepadanya. Ia sendiri masih bertanya-tanya, dan masih ragu apakah Ilham memang memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak.
"Emm. Maaf, tapi aku harus pergi dulu. Aku masih harus berberes dulu. Oh ya. Ayah disini baik-baik ya..! Jaga kondisi dan jangan sampai telat makan!" ucap Vivi yang salah tingkah. Namun biar begitu ia masih tetap memperdulikan Raka agar tetap menjaga kondisinya di dalam tahanan selagi ia pergi nanti.