Devan memandang dengan tatapan jengah ke arah Raka. Setelah semua yang telah terjadi ternyata pria itu masih saja menyangkal jika dirinya memang bersalah.
"Tidak sengaja pada awalnya. Tapi ujungnya kau sengaja kan? Kau bahkan menutupi apa yang telah kau perbuat itu dengan perbuatan-perbuatan buruk lainnya. Raka. Tolonglah. Aku ini sudah tua. Dan aku ingin di penghujung usiaku nanti kau bisa menjadi pribadi yang lebih baik."
"Kenapa mama bilang seperti itu?"
"Memangnya aku harus mengatakan hal yang seperti apa? Mau apa lagi orang tua seperti aku ini selain mati. Bisa melihat cicitku saja aku sudah merasa lega karna usiaku yang setua ini masih bisa melihat seorang cicit." Raka baru menyadari jika sekarang Devan sudah memiliki seorang anak. Tak ada yang memberitahunya karna menurut nya hal itu juga tidaklah penting.