"Huuh.." Seina menaikkan sudut bibirnya merasa kesal. Karena ia sudah bersikap dan bicara semanis mungkin tapi ekspresi suaminya justru sangat standart nasional indonesia. "siapa tadi yang bilang gak laper dan gak mau makan? Tapi sekarang malah mengubah arah pembicaraan dengan bilang kalau laper."
"Kan kita memang lagi mau makan. Nih. Makanan sudah ada di depan kita. Jadi ngapain berantem? Lebih baik sekarang kita makan saja!" ajak Devan.
"Baiklah.." ucap Seina menurut. Seina mulai menyuapkan suaminya dengan nasi dan lauk pauk yang telah ia bawa. Ia menyuapkan makanan itu secara bergantian dari mulut devan ke mulutnya sendiri. Tanpa terasa dengan sangat cepat nasi yang tersaji di atas piring pun cepat habis. Dan Seina kembali mengambil ulang makanan itu dan mengisi piring nya lagi. Ia senang karena suaminya makan dengan sangat lahap dengan bantuan suapan darinya tangannya sendiri