Tanpa rasa malu tiba-tiba saja Seina langsung menjatuhkan diri nya ke dalam pelukan Devan. Ia yang sebelumnya marah-marah dan tak mau di sentuh kini justru bergelayut manja di pelukan suaminya.
"Sudah gak marah lagi kan?" sindir Devan.
Seina yang kini merasa malu justru semakin menelusupkan wajahnya di dada devan dan memeluk tubuh suaminya itu semakin erat.
Namun kini seina berpikir kemana gelang itu hilang. Dan bagaimana mungkin gelang yang ia simpan dalam lemari bisa hilang begitu saja. Bukankah ini aneh?
"Mas.. Aku merasa ada yang aneh."
"Apa?"
"Apakah mungkin gelang Itu di curi?"
"Di curi? Tapi bagaimana mungkin ada pencuri di rumah ini? Apakah kau sudah emmeriksa semuanya? Apakah eorhiasanmu yang lain juga di curi?"