Vivi telah mengeluarkan semua unek-unek yang ada di dalam hati dan pikirannya. Vivi telah merasa jauh lebih lega. namun tidak kenapa Raka yang justru merasa sedih. Karena selain ternyata putri kandingnyabtak bisa menerima kenyataan jika memang dirinya adalah ayah kandung Vivi tapi ia juga gak bisa menerima jiak Ternyata sebenarnya Vivi lebih mencintai Devan dan hanya memanfaatkan dirinya untuk bisa mendekati Devan.
"Maaf om, aku harus pergi." Vivi mulai berdiri dan bersiap untuk pergi. "Ayo ham kita pergi dari sini!" ilhampun mengangguk dan menuruti apa yang Vivi katakan.
Vivi berbalik dan mulai berjalan. Namun sedetik kemudian ia berhenti dan menoleh sedikit. "Jangan lupa di makan rotinya, dan tetap jaga kesehatan." ucap Vivi kemudian ia pergi.
Raka yang mendengar hal itu tanpa disangka meneteskan air mata setelah mendengar apa yang vivi katakan barusan ia merasa terharu. Meskipun vivi dalam kondisi marah namun ternyata gadis itu masih bisa perhatian kepada dirinya.